TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Hanoi secara mengejutkan menolak dengan tegas rencana sekutu utamanya, Rusia, untuk membuka kembali sebuah Pangkalan Angkatan Laut di Vietnam.
Kementerian Luar Negeri Vietnam menyatakan pada Kamis, 13 Oktober 2016 bahwa mereka tidak akan membiarkan negara-negara asing untuk mendirikan pangkalan militer di wilayahnya.
"Kebijakan yang konsisten Vietnam adalah untuk tidak terlibat dalam sekutu militer atau terlibat dengan negara manapun untuk menentang negara ketiga," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Le Hai Binh, selama konferensi pers.
Baca: Ulang Tahun Dapat Penghargaan, Ini Kata Prilly Latuconsina
"Kami juga tidak akan mengizinkan negara lain untuk mendirikan pangkalan militer di Vietnam."
Pengumuman ini dianggap sebagai respon terhadap Wakil Menteri Pertahanan Rusia Nikolai Pankov, yang mengatakan pekan lalu bahwa Rusia sedang mempertimbangkan membuka kembali basis di Vietnam dan Kuba.
Sampai 2002, kapal Rusia dikerahkan untuk Cam Rahn, Vietnam, dan Rusia mempertahankan pos pengawasan elektronik di Lourdes, Kuba. Namun, pada 2002, Moskow menarik pasukan militernya dari kedua negara itu.
Rusia, yang memiliki hubungan yang panjang dengan Vietnam, menarik diri dari Cam Ranh sebagai bagian dari kebijakan menarik semua kehadiran militer di seluruh dunia setelah runtuhnya Uni Soviet.
Berita lainnya: 6 Cara Mencegah Ular Masuk ke Dalam Rumah
Cam Ranh adalah pangkalan yang sangat strategis, karena menjadi rebutan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Kini, tidak pernah ada lagi kapal perang asing yang berlabuh di pengkalan itu, kecuali untuk melakukan pemeliharaan dan pemeriksaan kondisi kapal.
Selain Rusia, Amerika Serikat, Jepang, dan kapal perang Prancis baru-baru ini meminta izin untuk berlabuh di Cam Ranh.
THE MOSCOW TIMES | REUTERS | YON DEMA