TEMPO.CO, Jakarta - Potensi pasar Amerika Serikat tak sulit dirambah para pengusaha Indonesia. Ekonomi yang terbuka dan aturan perizinan yang mudah membuka banyak peluang. Banyak importir keturunan Indonesia yang telah berjaya di negeri Abang Sam itu siap membantu.
“Los Angeles adalah salah satu pintu gerbang utama ekspor Indonesia ke Amerika. Saya kira hampir separuh ekspor Indonesia masuk lewat LA, dan uniknya sebagian besar importirnya adalah orang-orang Indonesia sendiri,” kata Konsul Jenderal RI untuk Los Angeles Umar Hadi di Jakarta, Senin, 10 Oktober 2016.
Pekan lalu, Umar mengajak sekitar 22 importir itu ke Surabaya dan Jakarta untuk berbagi tip dan saran bagi usaha mikro, kecil, dan kenengah (UMKM) dalam menembus pasar AS. Sarasehan itu diikuti oleh ratusan pengusaha Indonesia.
Baca:
Putin Marah, Perintahkan Warga Rusia di Luar Negeri Pulang
Raja Bhumibol Sakit Kritis, Rakyat Thailand Berbaju Pink
Anggota Parlemen Hong Kong Ucap Sumpah: Tolak Setia ke Cina
Salah satu importir makanan minuman olahan asal Indonesia di California Selatan, Jans Food, mengedepankan kualitas dengan kemasan menarik. Berbagai produk Indonesia, seperti mie instan, sambal, kerupuk, makanan ringan dan minuman kemasan, kini dapat dijumpai di berbagai jaringan supermarket di sana.
Sedangkan di bidang furnitur, American Furniture Manufacture dan D’Art Collection menyampaikan perlunya ketepatan waktu pengiriman dan sasaran pasar serta kualitas yang harus selalu dijaga karena mengingat Amerika memiliki empat musim.
“Dua hal yang terpenting dalam menembus pasar Amerika adalah perlunya produk yang berkualitas dengan harga bersaing dan keaktifan untuk mencapai standar,” kata Umar. Dia menyarankan para pengusaha untuk menghubungi importir keturunan Indonesia yang kini telah sukses di Amerika Serikat. “Gak usah cari orang bule, orang kita aja banyak,” kata Umar.
Peluang besar ada di makanan dan minuman yang saat ini baru mencapai sekitar US$ 1,2 miliar. “Sekarang di Amerika, apapun yang terbuat dari kelapa sedang laris. Santan kita juga berhasil mengalahkan santan Thailand,” ujar Umar.
Mudahnya berbisnis di Amerika Serikat juga diungkapkan Steve Hidayat, pengusaha kopi yang membangun perusahaan di Los Angeles sejak 2004. “Amerika terbuka, bahkan untuk kopi pajaknya nol. Semua prosedur bisa dilakukan secara online,” kata Steve.
Bisnisnya kian meningkat setelah dikunjungi oleh Konjen RI dua tahun terakhir. Selain mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan di Tanah Air, Steve juga mendapat bantuan dalam mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi.
Sedangkan Umar menegaskan, komitmen KJRI Los Angeles dan International Trade and Promotion Centre (ITPC) Los Angeles dalam memfasilitasi para pengusaha UMKM dalam menembus pasar yang terbuka di Amerika Serikat. “Saya siap memfasilitasi dan mempertemukan mereka dengan importir kita,” tandas Umar.
NATALIA SANTI