TEMPO.CO, Hong Kong - Hari pertama sidang anggota parlemen Hong Kong, Rabu, 12 Oktober 2016, diwarnai kericuhan. Sejumlah anggota parlemen muda yang mendukung kemerdekaan Hong Kong dari Cina menolak bersumpah dengan kalimat yang selama ini digunakan lembaga tersebut. Salah satunya Yau Wai-ching, 25 tahun.
"Saya bersumpah akan jujur dan setia kepada Negara Hong Kong,” kata Yau Wai-ching sambil membawa bendera bertuliskan “Hong Kong bukan Cina”.
Sekretaris Jenderal Parlemen Kenneth Chen pun memerintahkan Yau bersumpah lagi. Perempuan ini mengganti kata-kata dalam sumpah asli dengan kata-kata kasar. Chen sekali lagi menolak sumpah Yau. Jika ingin duduk di parlemen, ancam Chen, Yau harus segera membaca sumpahnya dengan benar.
Anggota parlemen lain yang juga ditolak sumpahnya adalah Sixtus Leung dan Edward Yiu. Anggota parlemen lain melakukan aksi protes dengan cara berbeda. Aktivis Gerakan Payung, Lau Siu-lai, membacakan sumpahnya dengan sangat lambat.
Nathan Law, aktivis Payung lain, mengutip pernyataan Gandhi sebelum membaca sumpah. “Kalian bisa merantai saya, kalian bisa menyiksa saya, kalian bahkan bisa menghancurkan saya. Tapi kalian tidak akan pernah bisa memenjarakan pikiran saya.”
Baca Juga:
Law sebagai anggota parlemen terakhir yang berada di podium menolak turun hingga Chen menjelaskan alasannya menolak sumpah Leung, Yiu, dan Yau. Sidang pun berlangsung ricuh.
Bulan lalu, Hong Kong menggelar pemilihan umum parlemen sejak 2014. Pemilu kali ini berhasil menarik banyak pemilih seiring semakin besarnya keinginan merdeka dari Cina.
CNN | SITA PLANASARI AQUADINI