TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pengadilan di Denmark mengeluarkan surat perintah kepada gerai dan toko buku yang menjual buku karya mantan direktur badan intelijen domestik di negara itu, Denmark’s Police Intelligence Service (PET). Buku berjudul Seven Years with the PET ini didasarkan pada serangkaian wawancara dengan Jakob Scharf, yang memimpin PET dari 2007 sampai 2013.
Buku itu dijadwalkan akan dirilis untuk umum di toko buku di seluruh Denmark pada 17 Oktober 2016 oleh penerbitnya, People’s Press. Pada akhir minggu pertama Oktober, penerbit yang berbasis di Kopenhagen itu sudah menyediakan 5.000 eksemplar buku untuk 40 toko buku di seluruh Denmark. Beberapa buku sudah dalam proses pengiriman kepada pembaca.
Rencana rilis buku baru itu pun terhenti Jumat malam lalu, 7 Oktober 2016, setelah PET mengajukan permintaan kepada pengadilan untuk mengeluarkan surat perintah penghentian penjualan buku. PET beralasan, buku itu mungkin berisi informasi yang berkaitan dengan rahasia negara. Perintah yang diberikan oleh pengadilan di Kopenhagen pada Jumat malam tersebut sudah dikomunikasikan kepada penerbit dan lebih dari 40 toko buku PADA Sabtu pagi, 8 Oktober 2016.
PET terdaftar sebagai pemohon dari surat perintah pengadilan tersebut. Ini sebenarnya praktek yang jarang dilakukan, di mana “rahasia negara” dipakai sebagai alasan untuk melakukan tindakan yang bersifat mendesak seperti itu.
Direktur PET saat ini, Finn Borch Andersen, berbicara kepada TV2 Denmark tentang surat perintah itu. Andersen mengatakan PET meminta surat perintah dari pengadilan setelah ada iklan di televisi yang mengumumkan bahwa buku itu berisi "paparan operasi PET". Dia menambahkan, personel PET "saat ini sedang membaca" buku tersebut dan ia akan meminta surat perintah pengadilan itu dicabut jika tidak ada informasi sensitif yang ditemukan di dalam buku tersebut.
Baca Juga:
Tak semua pihak akan mengikuti surat perintah pengadilan itu. Surat kabar Denmark, Politiken, Senin, 11 Oktober 2016, menyatakan akan menentang perintah pengadilan dan menerbitkan kutipan dari buku Scharf ini. Pemimpin Redaksi Politiken Christian Jensen menyebut larangan itu sebagai serangan langsung terhadap kebebasan pers dan masyarakat terbuka. Politiken, salah satu penerima surat perintah dari pengadilan, telah menjadwalkan untuk menulis isi buku Scharf tersebut secara berseri.
ABDUL MANAN | INTELNEWS.ORG