TEMPO.CO, Istanbul - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pihaknya telah menjalin kesepakatan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengenai pengiriman bantuan untuk warga sipil di Aleppo, Suriah. Kesepakatan itu mereka jalin dalam pertemuan kedua kepala negara di Kota Istanbul, Turki, pada Senin, 10 Oktober 2016, waktu setempat.
"Kami memiliki kesepakatan bersama bahwa segala sesuatu harus dilakukan untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada Aleppo," kata Putin, seperti dilansir Reuters, Selasa, 11 Oktober 2016.
Putin menegaskan, pihaknya akan memastikan pengiriman bantuan."Satu-satunya masalah adalah memastikan keselamatan pengirim bantuan," ucapnya. Putin khawatir para pengirim bantuan akan menjadi korban peperangan.
Pada Sabtu pekan lalu, Rusia telah memveto resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menuntut diakhirinya serangan udara ke Aleppo, termasuk dengan penerbangan militer. Tapi draf yang diajukan Rusia gagal mendapat minimal sembilan dukungan suara.
Sebelumnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menginginkan rute yang aman agar diatur dan ditetapkan untuk mengevakuasi pasien yang sakit serta pengungsi dari Aleppo. Juru bicara WHO, Fadela Chaib, mengatakan di Aleppo kini hanya tersisa 35 dokter yang bertugas menangani ratusan pasien, bahkan ada kemungkinan jumlah korban terus bertambah.
Rusia mendukung pemerintah Suriah melawan para pemberontak di Aleppo. Saat ini bagian timur Kota Aleppo itu dikendalikan para pemberontak antirezim Presiden Bashar al-Assad. Sejak saat itu, serangan demi serangan membombardir Aleppo dan sekitarnya hingga menewaskan setidaknya 248 orang, termasuk warga sipil. Amerika Serikat dan sekutunya yang mendukung pemberontak mengutuk serangan perang yang bertubi-tubi itu dan menuduh Rusia sebagai kaum barbar.
AVIT HIDAYAT | REUTERS | NEWSHUB