TEMPO.CO, Lhasa- Dua penyanyi Tibet akhirnya menghirup udara bebas setelah menjalani hukuman penjara selama empat tahun lamanya. Mereka dikurung di provinsi Sichuan, Cina barat daya setelah lagu yang diciptakannya mengandung unsur politik yang dianggap menghina pemerintah Cina.
Seorang sumber yang ingin namanya dirahasiakan mngatakan bahwa Pema Trinley, 27, dan Chakdor, 35, dibebaskan pada 3 Oktober 2016 dan kembali ke rumah mereka di Ngaba, kabupaten Meruma, Tibet.
"Ketika mereka tiba di kampung halamannya, kerabat, mantan teman di penjara, dan pendukung lainnya memberi sambutan hangat dengan upacara sederhana," kata sumber tersebut, seperti yang dilansir RFA.
Baca:
Korupsi, Eks Pemimpin Partai Komunis Cina Dihukum Mati
Presiden Kolombia Serahkan Hadiah Nobelnya ke Korban Konflik
Trinley dan Chakdor pertama kali ditahan pada 2012 di Machu, provinsi Gansu setelah memproduksi album bertitel “The Pain of an Open Wound”. Album tersebut berisis lagu-lagu yang memuji pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama dan demonstran yang membakar diri dalam aksi protes menantang kekuasaan Cina di wilayah Tibet.
Kedua orang itu kemudian dibawa ke penjara Mianyang di Sichuan untuk menjalani hukuman. Sebelum dijatuhi hukuman, dua warga Tibet ini sudah lebih dulu dibui selama satu tahun.
Dalam laporan sebelumnya, pemerintah pengasingan Tibet yang berbasis di India, Central Tibetan Administration (CTA) mengatakan otoritas penjara di Mianyang menolak pada awalnya untuk mengakui bahwa dua penyanyi itu berada di tahanan mereka. Informasi ini membuat keluarga kedua penyanyi itu semakin khawatir tentang kondisi dan keberadaan mereka.
CTA juga mengidentifikasi Chakdor sebagai kerabat dekat dari Choepa, pengunjuk rasa yang membakar diri pada Agustus 2012 untuk memprotes kebijakan represif pemerintah Cina.
Cina telah memenjarakan puluhan penulis, seniman, penyanyi, dan pendidik Tibet yang secara terang-terangan menyatakan identitas nasional dan budaya Tibet sejak protes luas melanda wilayah tersebut pada 2008.
RFA|YON DEMA