TEMPO.CO, New York - Mantan Perdana Menteri Portugal Antonio Guterres dijagokan memenangi pemilihan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa menggantikan Ban Ki-moon.
Guterres, 67 tahun, sejak awal menjadi favorit untuk menggantikan Ban Ki-moon. Selain yang terbaru ini, lima jajak pendapat sebelumnya mengunggulkan pria yang memimpin badan pengungsi PBB (UNHCR) selama 10 tahun.
Lahir di Lisbon pada 30 April 1949, Guterres merupakan seorang insinyur yang berprestasi, terutama sejak sekolah hingga menamatkan kuliah. Setelah lulus dari MIT Lusophone Instituto Superior Técnico di Lisbon pada 1971, dia merintis karier di dunia akademis dengan menjadi asisten profesor.
Guterres pertama kali masuk politik pada 1976 dalam pemilihan demokratis pertama Portugal setelah "revolusi Carnation", yang mengakhiri lima dekade kediktatoran.
Karier dalam dunia politik Guterres terbilang cukup gemilang. Guterres naik menjadi pemimpin Partai Sosialis pada 1992 dan terpilih sebagai perdana menteri pada 1995.
Setelah tidak lagi menjabat perdana menteri pada 2002, ayah tiga anak tersebut diangkat menjadi kepala badan pengungsi UNHCR 2005-2015. Di bawah kepemimpinannya, Guterres memimpin badan tersebut melalui beberapa krisis pengungsi terburuk di dunia, termasuk Suriah, Afganistan, dan Irak.
Selama waktu itu, ia berulang kali mengimbau negara-negara Barat berbuat lebih banyak untuk membantu pengungsi yang melarikan diri dari konflik.
Dengan sejumlah prestasi gemilangnya tersebut, tidak salah jika DK PBB memutuskan memilihnya menjadi pemimpin organisasi bangsa-bangsa di dunia yang berkantor pusat di New York tersebut.
Dalam kampanyenya untuk menjadi Sekjen PBB, Guterres berjanji akan mengatasi tantangan dunia, seperti semakin meningkatnya kesenjangan sosial, ketidaksetaraan, terorisme, perubahan iklim, dan proliferasi aktor bersenjata internasional. Dia juga memprioritaskan perlindungan bagi perempuan dan anak.
BBC | AL ARABIYAH | CNN | YON DEMA