TEMPO.CO, Bangkok-Thailand mendeportasi Joshua Wong, aktivis gerakan demokrasi di Hong Kong, Cina, siang ini, 5 Oktober 2016. Aparat Thailand mengatakan remaja 19 tahun tersebut dipulangkan dengan menggunakan penerbangan khusus Hong Kong Airlines.
Joshua Wong ditahan selama 12 tahun di rumah tahanan imigrasi Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok. Ia dideportasi ke Hong Kong.
Joshua Wong tiba di Thailand pada Selasa, 4 Oktober 2016, pukul 11.45 waktu Bangkok. Ia terbang dari Hong Kong menggunakan pesawat Emirates. Joshua Wong diundang sebagai pembicara di Universitas Chulalongkorn serta Universitas Thammasat pada 6 Oktober 2016 untuk memperingati pembantaian massal mahasiswa Thailand yang memprotes polisi, militer, dan paramiliter di Bangkok, 40 tahun lalu.
Baca: Joshua Wong, Pemimpin Gerakan Anti-Cina, Ditahan di Thailand
Namun dia langsung ditahan petugas yang mengaku telah diminta pemerintah Cina saat hendak dijemput seorang aktivis muda asal Thailand.
Ihwal penahanannya tersebut kemudian dilaporkan oleh temannya, Netiwit Chotipatpaisal, dalam sebuah unggahan di Facebook, yang kemudian dikonfirmasi partai bentukan Wong, Demosisto.
Menanggapi penahanan Wong, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Sek Wannamethee, menuturkan banyak faktor yang harus dipenuhi untuk mengizinkan orang asing memasuki Thailand. Dia menambahkan, kementerian sedang mengkaji fakta-fakta dengan Biro Imigrasi dan otoritas lain.
Baca: Myanmar Hapus UU yang Membungkam Lawan Politik
Joshua Wong menjadi sosok terkenal di dunia setelah memimpin demo besar-besaran di Hong Kong yang dikenal sebagai Revolusi Payung tahun 2014. Para demonstran menuntut penerapan demokrasi dalam pemilihan umum di Hong Kong selama kurang lebih sebelas minggu.
Seusia aksi protes itu, atas permintaan Cina, Wong dilarang berkunjung ke Malaysia. Namun ia disambut di Jepang, Taiwan, dan Amerika Serikat.
Selain itu, pengadilan Hong Kong pada Agustus lalu memvonisnya untuk menjalani hukuman pelayanan masyarakat karena perannya dalam protes, yang dianggap melumpuhkan kota itu selama berbulan-bulan.
NY TIMES | ABC | YON DEMA