Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Di Luar Dugaan, Rakyat Kolombia Tolak Berdamai dengan FARC

image-gnews
Presiden Kolombia Juan Manuel Santos (kiri) bersalaman dengan pemimpin Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) Rodrigo Londono alias Timochenko dalam penandatanganan kesepakatan damai di Cartagena, Kolombia, 26 September 2016. Kesepakatan damai menjadi tanda berakhirnya 52 tahun konflik di Kolombia. REUTERS
Presiden Kolombia Juan Manuel Santos (kiri) bersalaman dengan pemimpin Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) Rodrigo Londono alias Timochenko dalam penandatanganan kesepakatan damai di Cartagena, Kolombia, 26 September 2016. Kesepakatan damai menjadi tanda berakhirnya 52 tahun konflik di Kolombia. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Bogota - Di luar dugaan, mayoritas warga Kolombia menolak persetujuan damai yang disepakati antara kelompok pemberontak komunis FARC dengan Pemerintah Kolombia. Dalam referendum nasional yang digelar pada Minggu, 2 Oktober 2016, sebanyak 50,2 persen menolak persetujuan damai dan 49,8 persen mendukung persetujuan damai itu.

Referendum yang diikuti 99 persen warga Kolombia, awalnya diprediksi mayoritas warga Kolombia akan memberikan dukungan atas persetujuan damai yang dilakukan FARC dengan Pemerintahan Presiden Juan Manuel Santos.

"Saya tidak akan menyerah. Saya akan melanjutkan upaya mencari cara untuk berdamai hingga mandat saya terakhir," kata Santos melalui siaran televisi sebagai bentuk pengakuan atas kekalahannya, mengutip dari New York Times, 2 Oktober 2016.

Baca: Pemerintah Kolombia Berdamai dengan Pemberontak FARC

Santos kemudian memerintahkan tim negosiatornya kembali ke Kuba pada Senin, 3 Oktober 2016, untuk berkonsultasi dengan para pemimpim FARC yang menunggu hasil referendum nasional.

"Kita harus mengakhiri perang selama 52 tahun dan membuka jalan untuk damai. Damai adalah jalan untuk memastikan anak-anak kita dan cucu kita memiliki negara yang lebih baik," kata Santos saat memberikan suaranya dalam referendum.

Kelompok oposisi atas kesepakatan damai yang dipimpin mantan Presiden Alvaro Uribe mengatakan jika referendum dimenangkan oleh suara yang menolak, maka Pemerintah harus kembali ke meja perundingan.

Oposisi menganggap Pemerintah memenangkan FARC dan memberikan contoh buruk kepada gangster kriminal untuk menang dengan membuat kesepakatan damai.

Baca: Pemberontak Kolombia, FARC, Serahkan Asetnya untuk Korban

Pemimpin FARC termasuk Timochenko dan Ivan Marquez duduk di kursi dilapisi kulit di Club Havana, klub yang berada di kawasan pantai yang paling eksklusif di Kuba sejak pagi. Mereka duduk sambil menonton penayangan hasil referendum melalui televisi berlayar datar. Suasana di klub itu seperti sedang berpesta ditingkahi tawa dan canda dari para gerilyawan sambil menikmati makanan ringan, merokok, dan menikmati sajian di bar.

Sesaat setelah hasil referendum mulai ditayangkan, para komandan FARC berbicara lewat telepon genggam dengan nada suaranya dimatikan, lalu secepatnya mereka menggelar rapat dan meminta para jurnalis keluar ruangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"FARC sangat kecewa terhadap kekuasaan merusak dari mereka yang menabur kebencian dan balas dendam yang telah mempengaruhi opini masyarakat," kata Timochenko usai mengetahui hasil referendum di Kolombia.

Baca: Indonesia Menyaksikan Penandatanganan Perdamaian Colombia

Meski begitu, Timochenko berkomitmen untuk tetap berupaya untuk berdamai. "FARC mengulangi keinginannya untuk berdamai dan kemauan kami ini hanya dengan menggunakan kata-kata sebagai senjata untuk membangun masa depan," ujarnya.

FARC atau Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia melakukan gerilya selama setengah abad melawan Pemerintah Kolombia. Selama pemberontakan berlangsung, lebih dari 220 ribu orang tewas dan sekitar 8 juta penduduk meninggalkan rumah mereka mencari tempat yang aman.

Pekan lalu, Santos dan Pemimpin FARC Timochenko menandatangani kesepakatan damai. Acara penandatangan persetujuan damai merupakan puncak dari serial negosiasi yang berlangsung bertahun-tahun di Havana.

Penekenan kesepakatan damai yang dilakukan Santos dan Timochenko disaksikan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, dan Presiden Kuba Raul Castro.

Baca: Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia | FARC

Untuk membuktikan kesungguhan FARC berdamai dengan Kolombia, para pemimpin FARC dua kali berkunjung ke lokasi yang paling banyak terjadi kekerasan. Mereka meminta maaf atas kejahatan pasukannya dan berdiskusi dengan masyarakat tentang cara mereka memberikan kompensasi kepada seluruh korban.

Pada hari Sabtu, 1 Oktober 2016, dengan dihadiri para pengamat PBB, FARC secara sukarela menghancurkan 620 kilogram granat dan peledak ringan. FARC juga mengatakan akan memberikan kompensasi kepada seluruh korban dengan sumber keuangan yang dimiliki dan lahan-lahan yang dikuasai selama 52 tahun berperang.

Atas tercapainya kesepakatan damai, Uni Eropa telah mengumumkan akan mencabut nama FARC dari daftar hitam organisasi teroris global.
 
NEW YORK TIMES | INDEPENDENT | MARIA RITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kolombia Sepakati Gencatan Senjata dengan Tentara Pembebasan Nasional selama 6 Bulan

4 Agustus 2023

Seorang peserta melihat selama acara dengan negosiator perdamaian pemerintah Kolombia dan pemberontak Tentara Pembebasan Nasional (ELN), di Bogota, Kolombia 3 Agustus 2023. REUTERS/Vannessa Jimenez
Kolombia Sepakati Gencatan Senjata dengan Tentara Pembebasan Nasional selama 6 Bulan

Pemerintah Kolombia dan Tentara Pembebasan Nasional (ELN) - salah satu kelompok gerilya tertua dan terbesar-sepakat gencatan senjata selama 6 bulan


Jurnalis Kolombia Tewas Ditembak, Korban Kedua dalam 2 Bulan

30 November 2022

Ilustrasi penembakan. dentistry.co.uk
Jurnalis Kolombia Tewas Ditembak, Korban Kedua dalam 2 Bulan

Wartawan Kolombia dibunuh oleh orang tak dikenal yang menaiki sepeda motor setelah melakukan pekerjaan jurnalistik untuk stasiun televisinya.


Faksi Penyelundup Narkoba di Kolombia Bentrok, 18 Orang Tewas

21 November 2022

Polisi dan anjing pelacak dari unit narkoba berjaga di kebun coca di Tumaco, Kolombia. REUTERS
Faksi Penyelundup Narkoba di Kolombia Bentrok, 18 Orang Tewas

Bentrokan di Kolombia melibatkan kelompok pemberontak dan kriminal yang telah berupaya menguasai jalur penyelundupan di perbatasan.


Nicolas Maduro: Kolombia di Balik Rencana Pembunuhan Saya

5 Agustus 2018

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. REUTERS
Nicolas Maduro: Kolombia di Balik Rencana Pembunuhan Saya

Presiden Venezuela Nicolas Maduro menuduh Presiden Kolombia Juan Manuel Santos berada di balik serangan pembunuhan terhadap dirinya.


Kongres Pertama Pemberontak Kolombia, FARC Jadi Partai Politik

30 Agustus 2017

Pemimpin pemberontak FARC Kolombia Marxis Rodrigo Londono, yang dikenal sebagai Timochenko, dan Ivan Marquez terlihat saat menggelar Kongres Nasional FARC di Bogota, Kolombia, 27 Agustus 2017. REUTERS
Kongres Pertama Pemberontak Kolombia, FARC Jadi Partai Politik

Dalam kongres yang akan berakhir Jumat ini, FARC akan memilih nama baru untuk partai politik yang akan mereka bentuk


Kapal Turis Tenggelam di Kolombia, Sembilan Tewas

26 Juni 2017

Ilustrasi kapal tenggelam. hydrolance.net
Kapal Turis Tenggelam di Kolombia, Sembilan Tewas

Sebanyak sembilan orang tewas dan 28 lainnya hilang setelah sebuah kapal turis bertingkat yang membawa sekitar 170 penumpang tenggelam.


Bertengkar dengan Suami, Perempuan Ini Telan Uang Rp 93,3 Juta  

5 Mei 2017

Ilustrasi Rupiah Dollar. ANTARA/Wahyu Putro A
Bertengkar dengan Suami, Perempuan Ini Telan Uang Rp 93,3 Juta  

Seorang perempuan di Kolombia harus dioperasi setelah menelan uang kertas senilai US$ 7.000 atau sekitar Rp 93,3 juta setelah bertengkar dengan suaminya.


Kolombia Makamkan Korban Banjir dan Tanah Longsor

4 April 2017

Isak tangis keluarga dan kerabat dalam upacara pemakaman korban banjir dan tanah longsor di Mocoa, Kolombia, 3 April 2017. REUTERS/Jaime Saldarriaga
Kolombia Makamkan Korban Banjir dan Tanah Longsor

Menurutnya, Mocoa menerima sepertiga dari hujan bulanan berlangsung pada malam hari.


Longsor dan Banjir Kolombia, Tim Pencari Korban Alami Kesulitan

3 April 2017

Warga menyaksikan proses evakuasi korban oleh tim SAR di lokasi tanah longsor akibat hujan deras di Mocoa, Kolombia, 1 April 2017. Selain tanah longsor, hujan deras mengakibatkan sejumlah sungai meluap. REUTERS/Jaime Saldarriaga
Longsor dan Banjir Kolombia, Tim Pencari Korban Alami Kesulitan

Tim pencari dan keluarga mengalami kesulitan menembus puing-
puing tertutup lumpur untuk mencari korban banjir dan longsor
di Kolombia


Bencana Longsor, Presiden Kolombia Santos Umumkan Keadaan Darurat

2 April 2017

Warga menyaksikan proses evakuasi korban oleh tim SAR di lokasi tanah longsor akibat hujan deras di Mocoa, Kolombia, 1 April 2017. Selain tanah longsor, hujan deras mengakibatkan sejumlah sungai meluap. REUTERS/Jaime Saldarriaga
Bencana Longsor, Presiden Kolombia Santos Umumkan Keadaan Darurat

Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengumumkan keadaan darurat di Mocoa, lokasi banjir bandang dan tanah longsor yang menewaskan lebih 200 orang.