TEMPO.CO, Bogota - Kelompok pemberontak Kolombia, Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia (FARC), menyatakan seluruh aset FARC akan diserahkan untuk mendanai korban reparasi. "Kami akan melanjutkan proses perdamaian," kata pemberontak, seperti dilansir Reuters pada Minggu, 2 Oktober 2016.
FARC akan menyerahkan seluruh asetnya, baik sumber daya moneter maupun nonmoneter. Pemerintah Kolombia membenarkan rencana FARC menyerahkan seluruh asetnya. Aset FARC meliputi tanah, peternakan sapi, toko, dan perusahaan konstruksi.
Baca: Miliader Cina Wang Jianlin Berencana Kuasai Hollywood
Sebelumnya, aset itu digunakan FARC sebagai tempat pencucian uang dari perdagangan narkoba, penculikan, dan tindak pemerasan. FARC telah 52 tahun menjadi kelompok pemberontak pemerintah. Kemudian baru kali ini kelompok itu bersedia menyepakati perdamaian bersama pemerintah Kolombia.
Hari ini akan ada jajak pendapat mengenai proses penyerahan uang dan seluruh aset milik FARC. Sebab, rencananya kelompok itu akan berubah haluan menjadi partai politik di Kolombia.
Menurut pemerintah Kolombia, dana milik FARC akan digunakan untuk membiayai para korban kelompok tersebut, yakni korban pembunuhan, penculikan, pengeboman, dan kekerasan lain.
Baca: Duterte Samakan Diri dengan Hitler, Mau Bunuh 3 Juta Pecandu
Pemerintah Kolombia sebelumnya telah mengumumkan rencana penyitaan seluruh aset gerilya FARC untuk mendanai reparasi. Berdasarkan kesepakatan itu, FARC ditetapkan untuk mengembangkan proyek-proyek ekonomi, termasuk pariwisata, pertanian, dan pembuatan keju, untuk mempekerjakan mantan pejuangnya. Namun FARC tidak diperbolehkan mendanai tindak kejahatan.
Sebelumnya, Presiden Kolombia Juan Manuel Santo dan komandan pemberontak, Timochenko, di Kota Cartagena menandatangani kesepakatan perdamaian. Perdamaian bersejarah itu dihadiri 15 presiden negara-negara Amerika Latin, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon, dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry.
REUTERS | AVIT HIDAYAT