TEMPO.CO, Amsterdam - Kejaksaan Belanda merilis nama dua individu yang diduga kuat memiliki kaitan dengan tragedi hancurnya pesawat Malaysia Airlines bernomor MH17 bersama semua penumpang dan awaknya sebanyak 298 orang di wilayah Ukraina pada 17 Juli 2014.
Berdasarkan pernyataan yang dipublikasikan situs kepolisian Belanda pada Rabu malam, 28 September 2016, dua individu itu adalah pria yang bisa berbahasa Rusia, dijuluki sebagai Orion dan Delfin. Nama asli keduanya adalah Andrey Ivanovich dan Nikolay Fiodorovich.
Pernyataan itu sekaligus menjadi paparan pertama melibatkan nama individu yang memiliki kaitan dengan kecelakaan MH17. Tim penyidik gabungan menyimpulkan MH17 jatuh karena hantaman rudal BUK milik Rusia.
Baca: Tim Penyidik: Rudal BUK Rusia Hantam MH17, 298 Orang Tewas
Investigasi yang dilakukan pihak Belanda yang bekerja sama dengan Malaysia, Australia, Belgia, dan Ukraina turut menyiarkan rekaman percakapan telepon dalam bahasa Rusia oleh dua pria itu. Percakapan tersebut tidak didukung bukti yang menyatakan keduanya terlibat langsung dengan MH17.
Dalam kesempatan tersebut, pihak kepolisian juga meminta masyarakat yang mengenali suara atau memiliki informasi mengenai dua pria itu atau keterkaitan keduanya dengan sistem pertahanan BUK supaya menghubungi otoritas secepatnya. "Jika Anda khawatir dengan keselamatan diri, berbagai perlengkapan pengamanan akan diberikan," demikian bunyi pernyataan tersebut, seperti dilansir Asia One pada 29 September 2016.
Baca: Hapus Bukti, Rusia Dituding Eksekusi Penembak MH17
Terjemahan percakapan itu menunjukkan dua pria tersebut berbicara tentang konvoi yang bergerak ke arah sebuah bandara dekat Sabivka, dekat Luhansk, di timur Ukraina.
Pesawat MH17 ditembak jatuh oleh rudal BUK di timur Ukraina ketika dalam penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Semua penumpang dan awak pesawat tewas. Rudal BUK diangkut dari Rusia melintasi perbatasan ke Ukraina dan dibawa kembali setelah peluncuran. Rudal itu ditembakkan dari wilayah yang saat itu dikuasai pemberontak pro-Moskow, yang berjuang melawan Kiev, Ukraina.
Baca: MH17 Jatuh, Milisi Pro-Rusia Akui Salah Tembak
Temuan awal juga menyebutkan sekitar seratus orang berada di bawah penyelidikan karena dianggap memainkan "peran aktif" dalam insiden itu. Namun Rusia membantah dan menolak laporan tersebut. Separatis pro-Rusia membantah menembakkan rudal dan menyangkal memiliki senjata seperti itu. Adapun Ukraina menyatakan kesimpulan tim gabungan membuktikan keterlibatan langsung Moskow dalam tragedi tersebut.
ASIA ONE | YON DEMA