TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama memveto draf undang-undang yang membolehkan keluarga korban tragedi 11 September 2001 (Nine Eleven) menggugat Arab Saudi.
Sikap Obama yang menolak draf undang-undang untuk menggugat Arab Saudi dalam tragedi Nine Eleven berlawanan dengan Kongres, bahkan dengan dua kandidat Presiden AS, Hillary Clinton dan Donald Trump.
Dalam penjelasan tertulisnya, Obama terlebih dulu menyampaikan rasa simpatinya kepada para korban dan keluarga serangan teroris Nine Eleven. Obama kemudian mengatakan draf legislatif ini akan melukai kepentingan keamanan nasional AS secara serius dan membahayakan sekutu-sekutu penting AS.
"Draf undang-undang ini tidak akan melindungi warga Amerika dari serangan teroris, juga tidak akan meningkatkan efektivitas respons kita ke serangan seperti ini," kata Obama seperti dikutip dari CNN, 23 September 2016.
Obama mengingatkan, draf undang-undang ini akan mencederai efektivitas aksi pemerintah dalam menentang terorisme dengan mempertanyakan keterlibatan negara-negara asing dalam terorisme di luar keamanan nasional dan para profesional di bidang kebijakan publik. Dan kemudian menempatkan negara-negara asing itu di tangan pengacara swasta dan pengadilan.
Selain itu, Obama melanjutkan, akan terjadi gerakan di luar negeri, khususnya yang bertugas di militer untuk dituntut oleh negara-negara luar. Ini akan terjadi sejak perjanjian timbal balik dicabut yang saat ini perjanjian itu melindungi kedua belah pihak dari gugatan seperti ini.
Draf undang-undang yang membolehkan keluarga korban menggugat Arab Saudi dalam tragedi 11 September 2001, menurut Obama, mengancam kerja sama negara-negara sekutu dalam isu utama di bidang keamanan nasional, termasuk inisiatif melawan terorisme. "Dalam situasi genting saat ini, kita sedang mencoba membangun koalisi, bukan menciptakan perpecahan," ujar Obama.
Hillary Clinton, kandidat Presiden AS dari partai Demokrat, melalui juru bicaranya, Jesse Lehrich, mengatakan akan terus mendukung rekan kerjanya di Kongres guna membantu keluarga dan korban lainnya dalam peristiwa Nine Eleven untuk menuntut pertanggungjawaban. "Dia akan meneken draf undang-undang itu jika dia duduk di kursinya," kata Lehrich.
Donald Trump, kandidat presiden dari Partai Republik, mengecam veto Obama yang disebutnya memalukan. Trump menegaskan, jika dirinya menjadi presiden, dia akan menandatangani legislasi yang bermaksud menghukum Arab Saudi, salah satu sekutu terkuat AS.
Adapun senator John Cornyn dari Texas mengatakan ia menunggu peluang untuk Kongres mengesampingkan veto Presiden Obama, sehingga legislasi ini akan memberi kesempatan bagi keluarga korban mendapatkan keadilan yang sepantasnya. Legislasi ini juga, ujar Cornyn, sebagai pesan bahwa tidak ada toleransi kepada mereka yang mendanai aksi terorisme di Amerika Serikat.
CNN | MARIA RITA