TEMPO.CO, Jakarta - Kapal yang membawa sekitar 600 pengungsi tenggelam di perairan Mesir. Tim penyelamat menemukan sedikitnya 162 pengungsi tewas akibat kapal tenggelam. Jumlah yang meninggal diperkirakan bertambah, terutama anak-anak yang tidak dapat berenang.
Kapal tenggelam 12 kilometer dari pelabuhan Kota Rosetta, Mesir. Kapal yang kelebihan muatan ini membawa para pengungsi dari sejumlah negara, seperti Mesir, Suriah, Sudan, dan Somalia. Ketersediaan jaket penyelamat atau pelampung yang terbatas disebutkan menjadi penyebab banyaknya korban berjatuhan.
Empat awak kapal ditangkap atas tuduhan sengaja melakukan pembunuhan dan perdagangan manusia.
Upaya penyelamatan dilakukan aparat pemerintah Mesir bersama sejumlah nelayan. Seorang nelayan terdengar berteriak melalui telepon genggamnya saat menyaksikan permukaan laut penuh jasad manusia. "Jasad memenuhi laut," ujarnya, seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat, 23 September 2016.
Menurut aparat Mesir, sebagian besar dari 162 pengungsi yang tewas merupakan warga Mesir.
Kapal itu direncanakan berlayar selama lima hari sampai ke Eropa. Insiden ini terjadi setelah agen perbatasan Uni Eropa mengingatkan Mesir bahwa terjadi peningkatan jumlah pengungsi yang menjadikan Mesir sebagai titik keberangkatan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun mencatat lebih dari 10 ribu orang tewas setelah melewati Laut Mediterania menuju Eropa sejak 2014.
BBC NEWS | DAILY MAIL | GHOIDA RAHMAH