TEMPO.CO, Nanyang - Sebuah perusahaan di Nanyang, Provinsi Henan, Cina, mengancam akan memecat karyawan yang membeli iPhone 7 dan iPhone 7 Plus. Namun, setelah memo itu beredar di media sosial Cina dan menuai kritik, perusahaan mengendurkan ancaman tersebut.
"Daripada membuang waktu dan uang untuk membeli barang mewah, kami sarankan para karyawan agar lebih mempedulikan orang tua dan anak-anak," demikian isi memo lanjutan yang disiarkan Sina Weibo, jejaring sosial mirip Twitter di Cina.
Pemberitahuan yang beredar sejak 18 September 2016 itu dibaca lebih dari enam juta orang di Sina Weibo. Namun pejabat perusahaan yang tidak disebut namanya membantah memo itu sebagai seruan boikot terhadap ponsel Apple terbaru. Dia menegaskan, perusahaan hanya tidak ingin karyawannya mengejar materi dan melupakan keluarga.
"Perusahaan tidak akan memecat siapa pun hanya karena membeli sebuah IPhone," kata pejabat yang hanya disebut sebagai Liu, sambil mengutip kasus ekstrem ketika seseorang menjual organ demi sebuah iPhone.
Baca: Pengalaman Beli iPhone 7 di New York, Harga Calo Rp 21 Juta
Juli lalu, sebuah perusahaan di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, mengeluarkan "Memo Patriotis" yang mengancam akan memecat karyawan yang kedapatan memiliki iPhone 7. Karyawan pemilik iPhone tipe lain akan didenda hingga 2.500 yuan (sekitar Rp 5 juta). Sebaliknya, bagi yang rela mengganti iPhone-nya dengan merek lokal, akan diberi bonus 1.000-2.500 yuan.
Simak: Anak Pengusaha Terkaya Cina Hadiahkan Anjingnya 8 iPhone 7
iPhone 7 diluncurkan di Cina pada 17 September lalu. Cina termasuk 28 negara pertama yang Apple pilih sebagai tempat diluncurkannya iPhone 7. Pemesanan dapat dilakukan secara online. Di Cina, iPhone dijual dengan harga 6.988 yuan (sekitar Rp 13,7 juta), sedangkan iPhone 7 Plus seharga 7.988 yuan (setara Rp 15,7 juta).
GLOBAL TIMES | NATALIA SANTI
Populer:
Muncikari Robbie Ungkap Artis Ini Dapat Mobil dari Pelanggan
Ada Kisah Gatot Brajamusti dengan Marcella Zalianty, Begini
Demokrat Calonkan Agus, Ruhut: Aku Bukan Ular Kepala Dua