TEMPO.CO, Kabul - Pemerintah Afganistan menandatangani perjanjian damai dengan Hezb-e-Islami, kelompok militan terbesar kedua di negara itu. Acara penandatangan perjanjian damai pemerintah Afganistan dan Hezb-e-Islami yang berlangsung pada Kamis, 22 September 2016, tanpa dihadiri pemimpinnya, Gulbuddin Hekmatyar. Sebagai gantinya, kelompok militan itu diwakili Mohammad Amin Karim, kepala delegasi pemberontak.
"Ini bukan saja kesepakatan damai antara Hezb-e-Islami dan pemerintah Afganistan. Ini merupakan awal era baru perdamaian di seluruh negara ini," kata Amin Karim seperti dikutip dari BBC, 23 September 2016.
Hekmatyar dilaporkan menyetujui perjanjian dan penghapusan kekerasan yang dilakukan selama ini. Penandatangan perdamaian itu akan diteken Presiden Afganistan Ashraf Ghani dan Hekmatyar. Namun belum ada informasi pasti di mana dan kapan keduanya akan bertemu untuk meneken perjanjian itu.
Proses negosiasi menuju kesepakatan damai antara pemerintah Afganistan dan milisi Hezb-e-Islami berlangsung selama dua tahun. Pemerintah diwakili Dewan Tinggi Perdamaian.
"Perjanjian ini diteken setelah dua tahun negosiasi antara Dewan Tinggi Perdamaian dan Hezb-e-Islami. Negosiasi damai telah sepenuhnya sukses," kata Habiba Sorabi, Wakil Ketua Dewan Tinggi Perdamaian, mengutip Naharnet.com.
Perdamaian ini pun dianggap sebagai simbol kemenangan Presiden Afganistan Asgraf Ghani.
BBC | NAHARNET | MARIA RITA