Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tak Pernah Dijajah, Taliban Membuat Afganistan Terpuruk

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Dari kiri ke kanan, Duta Besar Zimbabwe Alice Mageza, Dubes Afganistan Roya Rahmani, Mutia Hatta, Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Desra Percaya di Hari Nasional Afganistan, 22 September 2016. (Tempo/Natalia Santi)
Dari kiri ke kanan, Duta Besar Zimbabwe Alice Mageza, Dubes Afganistan Roya Rahmani, Mutia Hatta, Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Desra Percaya di Hari Nasional Afganistan, 22 September 2016. (Tempo/Natalia Santi)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia dan Afganistan sama-sama optimistis dapat meningkatkan hubungan bilateral di berbagai sektor. Optimisme tersebut disampaikan Direktur Jenderal Asia Pasifik Afrika, Desra Percaya dan Duta Besar Afganistan di Indonesia, Roya Rahmani dalam Perayaan Hari Nasional Afganistan di Jakarta, Kamis, 22 September 2016.

Indonesia dan Afganistan telah menjalin hubungan diplomatik selama enam dekade. Di bidang perdagangan , terjadi penurunan pada 2015 karena kondisi ekonomi global. “Tapi kami optimistis akan meningkat lagi di tahun-tahun mendatang. Faktanya, selama lima tahun pertumbuhan perdagangan kedua negara positif di angka 3,83 persen,” kata Desra.

Optimisme serupa disampaikan Dubes Rahmani.  "Persahabatan antara Afganistan dan Indonesia adalah salah satu yang paling lama dan tulus. Afganistan adalah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia dan membuka kedutaan di Jakarta pada 1954," kata Rahmani.

Perjanjian persahabatan Indonesia-Afganistan pertama diteken pada 24 April 1955. Presiden pertama Indonesia, Soekarno mengunjungi Afganistan pada 1961.

Dalam wawancara khusus dengan Tempo, Rahmani mengungkapkan meski Afganistan merayakan hari kemerdekaan selama 97 tahun terakhir, namun negaranya tidak pernah dijajah. "Kemerdekaan kami adalah peringatan sebuah traktat. Sebelumnya masalah luar negeri dikelola oleh Inggris, namun pada 1919, kami mengambil alih lagi kebijakan luar negeri,” kata Rahmani.

Di sambutannya Rahmani menyatakan saat ini negaranya digambarkan penuh konflik, tidak aman, miskin dan banyak pelanggaran. Namun dalam sejarahnya, Afganistan adalah negeri pecinta kebebasan, tempat kelahiran para penakluk legendaris, penyair dan filsuf.

"Sebuah tempat dimana orang-orang dikenal karena kesetiaan, keramahan dan ketekunannya," kata  Rahmani.

Selama satu setengah dekade terakhir, Afganistan telah berbenah dari perang yang mencabik negeri itu. Pada 2001, hanya ribuan siswa laki-laki yang bersekolah. Produk Domestik Bruto (GDP) hanya US$ 190. Hanya satu persen yang punya telepon. Tidak ada media independen, wanita tidak boleh sekolah dan bekerja, hanya terkurung di rumah. "Ini bukan tradisi Afganistan, hanya perilaku barbar dari rezim Taliban. Yang menyedihkan mereka menggunakan agama kita tercinta, Islam sebagai pembenaran," kata Rahmani.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun saat ini, menurut Rahmani, Afganistan telah berubah. Ada 9,5 juta siswa di sekolah-sekolah, 40 persen di antarnaya perempuan. "Kami memiliki media paling bebas di kawasan dengan 150 saluran tivi, ratusan radio dan pers," kata dubes yang baru enam bulan bertugas di Indonesia tersebut.

Sebanyak 70 persen warga Afganistan memiliki telepon genggam dengan layanan yang mencakup 90 persen di seluruh negara. "Tim sepak bola dan kriket kami, meski baru berusia 10 tahun, tapi memenangkan pertandingan di tingkat kawasan dan dunia," kata salah satu duta besar perempuan asal Afganistan itu.

Dia mengungkapkan bahwa Afganistan kini tengah mencari kemitraan untuk memanfaatkan sumber daya alam tradisional dan mengembangkan ekonomi kreatif.

"Afganistan kaya dengan sumber daya mineral yang diperkirakan bernilai satu triliun dolar Amerika Serikat," kata dia.

Peningkatan hubungan dengan Indonesia menjadi salah satu prioritas Afganistan. Selama dekade terakhir ada  20 perjanjian dan Nota Kesepahaman dirancang dan diselesaikan. Beberapa di antaranya dalam tahap implementasi.

Komunitas bisnis Afganistan ingin mengeksplorasi perdagangan dan investasi di sektor energi, infrastruktur, makanan olahan, pertanian, pendidikan, komunikasi, industri garmen, farmasi dan pendidikan kejuruan. Indonesia dan Afganistan mentargetkan untuk meningkatkan perdagangan tiga kali lipat pada 2017.

NATALIA SANTI
Baca:
Tersentuh Derita Anak Suriah, Bocah AS Surati Presiden Obama
Paus Fransiskus: Beritakan Gosip Merupakan Bentuk Terorisme

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Presiden Afganistan Bertemu Jusuf Kalla, Bahas Masalah Perdamaian

6 April 2017

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani Ahmadzai. Stringer/Anadolu Agency/Getty Images
Presiden Afganistan Bertemu Jusuf Kalla, Bahas Masalah Perdamaian

Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu Presiden Afganistan Mohammad Ashraf Ghani di Hotel Shangri-La, Jakarta, hari ini.


Presiden Afganistan Ashraf Ghani dan Jokowi Akan Teken 5 MOU

5 April 2017

Presiden Afganistan, Ashraf Ghani. AFP via presstv.ir
Presiden Afganistan Ashraf Ghani dan Jokowi Akan Teken 5 MOU

Presiden Joko Widodo dan Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani akan bertemu di Istana dengan agenda penandatanganan 5 MoU.


Presiden Afganistan Berkunjung ke Jakarta

30 Maret 2017

Presiden Afganistan, Ashraf Ghani. AFP via presstv.ir
Presiden Afganistan Berkunjung ke Jakarta

Presiden Ashraf Ghani juga akan bertemu ulama dan mengunjungi Mesjid Istiqlal.


Keterkaitan Antara Borobudur dengan Lembah Bamiyan

10 Januari 2017

Sejumlah wisatawan menyaksikan matahari terbit pertama tahun 2017 di Candi Borobudur Magelang, Jawa Tengah, 1 Januari 2017. ANTARA/Anis Efizudin
Keterkaitan Antara Borobudur dengan Lembah Bamiyan

Indonesia dan Afganistan menggelar pameran bersama tentang
pengaruh Buddha melalui situs.


10 Pejabat Afganistan Belajar Pertanian di Indonesia

12 November 2016

Pejabat Kementerian Pertanian Afghanistan mengunjungi Kawasan Rumah Pangan Lestari, Kelompok Wanita Tani
10 Pejabat Afganistan Belajar Pertanian di Indonesia

Selama pelatihan, 10 pejabat Afganistan mempelajari beragam topik berkaitan dengan kebijakan ketahanan pangan pemerintah Indonesia.


Dubes Afganistan: Negeri Kami Sedang Berbenah

29 September 2016

Duta Besar Afganistan untuk Indonesia Roya Rahmani. (Tempo/Natalia Santi)
Dubes Afganistan: Negeri Kami Sedang Berbenah

Afganistan ingin menjalin hubungan yang lebih erat dengan Indonesia.


KPU Pilih Ashraf Ghani Jadi Presiden Afganistan  

22 September 2014

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani Ahmadzai. Stringer/Anadolu Agency/Getty Images
KPU Pilih Ashraf Ghani Jadi Presiden Afganistan  

Angka hasil akhir penghitungan suara tidak diumumkan karena potensi
kekerasan.


Indonesia Melatih 25 Polwan Afganistan  

19 Februari 2014

Resiko Kekerasan Terhadap Wanita di Afganistan
Indonesia Melatih 25 Polwan Afganistan  

Para polwan itu dipersiapkan untuk mengamankan pemilihan presiden Afganistan April mendatang.


Ledakan di Afganistan, 10 Anak Tewas  

17 Desember 2012

Instruktur dari Skateistan mengajari anak-anak bermain skateboard di sebuah sekolah di Kabul, Afganistan. Hampir 40% anak-anak Afganistan yang mengikuti program Skateistan merupakan perempuan. buzzfeed.com
Ledakan di Afganistan, 10 Anak Tewas  

Korban tewas saat sedang mengumpulkan kayu bakar.


Bom Bunuh Diri Bidik NATO di Afganistan

31 Mei 2011

Lokasi ledakkan bom bunuh diri di gerbang sebuah basis militer Italia di Herat, Afganistan. AP
Bom Bunuh Diri Bidik NATO di Afganistan




Jadwal NATO serahkan kendali keamanan tak berubah.