TEMPO.CO, Manila - Abu Sayyaf kembali membebaskan seorang sandera warga Indonesia bernama Herman Manggak di pulau terpencil di selatan Filipina. Pembebasan itu dilakukan beberapa hari setelah enam sandera diserahkan melalui elompok separatis yang menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah Filipina.
Komandan pasukan Filipina, Brigadir Jenderal Arnek dela Vega, Kamis, 22 September 2016, mengatakan bahwa Herman dibebaskan kelompok Abu Sayyaf dan menyerahkannya kepada Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) pada Rabu malam. Sandera yang diculik pada 4 September 2016 tersebut kemudian diserahkan kepada militer pada Kamis pagi.
"Pembebasan korban adalah hasil operasi militer tanpa lelah, dikombinasikan dengan usaha sektor berbeda, terutama unit pemerintah lokal di Sulu dan pihak berkepentingan lainnya," kata dela Vega, seperti yang dilansir Reuters pada 22 September 2016.
Dela Vega mengatakan, mereka tidak memiliki informasi apakah uang tebusan telah dibayarkan untuk pembebasan itu meski mengetahui bahwa tidak ada tawanan yang dibebaskan Abu Sayyaf tanpa biaya.
Tahanan berusia 30 tahun yang diculik di Kinabatangan, Sabah, yang berdekatan dengan perbatasan laut Filipina itu terlihat senang dan langsung meminta makanan setelah tiba di sebuah pangkalan militer.
Minggu lalu, Abu Sayyaf yang terkenal karena menculik, memeras dan memenggal kepala sandera di selatan Filipina, membebaskan tiga warga Indonesia, dua Filipina dan seorang warga Norwegia di Jolo.
Abu Sayyaf masih menawan 15 sandera, lima warga Indonesia, lima Malaysia, empat Filipina dan seorang warga Belanda.
REUTERS|YON DEMA