TEMPO.CO, New York - Tersangka yang diyakini bertanggung jawab atas serangan di New York dan New Jersey pada akhir pekan, Ahmed Khan Rahami, didakwa dengan pengeboman, perusakan properti, dan penggunaan senjata pemusnah massal.
Namun, dalam sidang dakwaan yang berlangsung di pengadilan federal di Manhattan pada Selasa, 20 September 2016, penyidik tidak dapat membuktikan keterkaitan Rahami dengan kelompok teroris, meskipun ditemukan dokumen miliknya yang mengacu pada jihad dan tokoh jihad terkemuka.
Dalam laptopnya, penyidik menemukan bahwa pemuda berdarah Afganistan itu memuji pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden, dan ulama muslim kelahiran Amerika Serikat yang kemudian menjadi pemimpin propaganda Al-Qaeda, Anwar al Awlaki.
Menurut tuntutan pidana yang diajukan agen khusus FBI, Peter Frederick Licata, Rahami bertanggung jawab untuk bom yang ditempatkan di lingkungan Chelsea, Manhattan, New York, pada Sabtu, serta bom pipa di Seaside Park, New Jersey, dan Elizabeth. Bom melukai sedikitnya 29 orang dan menyebabkan kerusakan properti yang signifikan.
Menurut dokumen dakwaan setebal 14 halaman, Rahami meninggalkan 12 sidik jari pada salah satu bom yang diletakkannya dan membeli bahan untuk bom dengan namanya sendiri di eBay.
Pengaduan itu juga memuat mengenai Rahami yang telah menyiapkan serangan tersebut selama berbulan-bulan. Pada 20 Juni hingga 10 Agustus 2016, Rahami diduga membeli bahan untuk bom pipa atas namanya sendiri melalui eBay, termasuk asam sitrat, papan sirkuit, bantalan bola, dan penyala listrik, bahan yang ditemukan di 27th Street.
Penyidik masih belum bisa menginterogasi Rahami terkait dengan kondisinya yang belum stabil dan masih kritis.
Sebelumnya, dia telah dihadapkan dengan lima dakwaan lainnya di pengadilan federal New Jersey, termasuk melukai aparat penegak hukum. Rahami, 28 tahun, dilumpuhkan dalam baku tembak di Linden, New Jersey, pada Senin sore, 19 September 2016. Rahami ditangkap hanya beberapa jam setelah aparat menyebar fotonya.
THE GUARDIAN | YON DEMA
Baca:
Ledakan di AS, Tersangka Pernah ke Afganistan dan Pakistan
Putin Segera Hidupkan Kembali KGB, Ini Peran dan Targetnya