TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku pengeboman di Seaside Park, New York, pada Sabtu pagi lalu, Ahmad Khan Rahami, ditangkap setelah terjadi baku tembak antara dia dan aparat keamanan Amerika Serikat.
Baku tembak tersebut terjadi pada Senin, 19 September 2016, di Linden, New Jersey. Rahami terkena tembakan di kaki serta bahu kanan dan segera dilarikan ke rumah sakit.
Dua petugas keamanan juga terluka dalam baku tembak tersebut. Satu petugas terluka di bagian tangan dan satu lagi tertembak di bagian dada. Namun aparat tersebut tidak mengalami luka serius karena memakai rompi antipeluru.
Penangkapan Rahami terjadi karena sidik jarinya yang tertinggal di telepon seluler, tepatnya di sebuah panci bertekanan yang dimodifikasi menjadi bahan peledak. Penyidik mengatakan sidik jari tersebutlah yang membuat Rahami bisa diketahui sebagai pelaku bom.
"Dia sama sekali tak berbuat apa pun untuk menutupi jejaknya," ujar seorang sumber kepada CNN, Selasa, 20 September 2016.
Pengeboman tersebut terjadi pada Sabtu pagi. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Penemuan sejumlah bom di stasiun kereta api Elizabeth pada Minggu malam memicu dugaan bom tersebut terkait dengan dua serangan terdahulu di New Jersey dan Manhattan. Namun, di Manhattan, polisi berhasil menjinakkan bom berupa sebuah panci bertekanan yang dimodifikasi menjadi bahan peledak.
Selain itu, Rahami akan ditanyai soal ledakan bom di Chelsea, New York, pada Sabtu malam. Ledakan tersebut mengakibatkan 29 orang terluka.
Namun hasil penyidikan sampai saat ini belum menemukan adanya kaitan dengan ISIS atau kelompok teroris lain.
CNN | ODELIA SINAGA