TEMPO.CO, Jakarta - Istri Presiden Amerika Serikat, Michelle Obama, mengecam calon Presiden Amerika dari Partai Republik, Donald Trump, karena sempat mempertanyakan status kewarganegaraan Obama, yang lahir di Negeri Abang Sam.
Dia pun balik menyindir Trump ketika berpidato di hadapan mahasiswa George Mason University, Fairfax, Virginia, Jumat, 16 September 2016. “Menjadi seorang presiden bukan seperti menjadi tokoh di reality show televisi,” kata Michelle, seperti dikutip dari situs berita politik, Politico, Sabtu, 17 September 2016.
Michelle mengatakan kampanye yang dilakukan Trump merupakan kebohongan karena menyampaikan pernyataan-pernyataan tanpa bukti. “Tidak ada cara untuk menyembunyikan siapa sebenarnya mereka. Dan ketika mereka menyadari itu, semuanya telah terlambat,” ucapnya.
Bukan hanya Michelle, calon Presiden Amerika dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, mengatakan lawannya, Trump, berutang maaf kepada Obama dan rakyat Amerika. “Tidak ada cara untuk menghapus sejarah. Dia berkampanye dengan kebohongan yang menyakitkan,” kata Hillary, seperti dikutip dari ABC News, Jumat, 16 September 2016.
Dalam sebuah wawancara dengan Washington Post, Trump pernah mengatakan dia ragu akan status kewarganegaraan Obama dan masih menerka di mana Obama dilahirkan. “Saya akan menjawab pertanyaan itu di waktu yang tepat. Saya tidak ingin menjawabnya sekarang,” tuturnya.
Sedangkan Presiden Obama sejak awal telah mengabaikan kritik dan sindiran Trump ataupun pertanyaan para jurnalis kepadanya terkait dengan status kewarganegaraannya. “Saya sangat percaya diri tentang negara tempat saya dilahirkan,” katanya.
POLITICO | ABC NEWS | GHOIDA RAHMAH