Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saksi: Presiden Duterte Pernah Tembak Mati Orang Pakai Uzi  

image-gnews
Edgar Matobato di sidang Senat pada pembunuhan di luar hukum, 15 September 2016. Bea Cupin/Rappler
Edgar Matobato di sidang Senat pada pembunuhan di luar hukum, 15 September 2016. Bea Cupin/Rappler
Iklan

TEMPO.CO, Manila – Presiden Filipina Rodrigo Duterte dituding pernah menembak mati agen di Departemen Hukum Filipina dengan senjata mesin jenis Uzi. Mantan regu jagal Davao (Davao Death Squad-DDS), Edgar Matobato, mengungkapkan hal itu kepada Senat.

Matobato, 57 tahun, melanjutkan, penembakan yang dilakukan Duterte terjadi pada 1993 dalam sebuah bentrok di jalanan. Saat itu, Duterte menjabat Wali Kota Davao. "Wali Kota Duterte yang menghabisi agen itu. Agen bernama Jamisola, masih hidup saat Duterte tiba. Lalu dia (Duterte) menembakkan Uzi, hingga habis dua magasin," kata Matobato seperti dikutip dari BBC.

Selain penembakan itu, Matobato mengungkapkan pernah diperintah untuk membunuh sekitar 1.000 penjahat dan rival politik Duterte. Salah satu yang jadi target Duterte adalah Prospero Nograles, saingan politiknya di Davao.

Matobato dihadirkan oleh Senator Leila de Lima untuk bersaksi di hadapan Senat pada Kamis, 15 September 2016. Kesaksian ini sebagai kelanjutan dari rapat dengar pendapat Komite Senat untuk keadilan dan hak asasi manusia mengenai serentetan pembunuhan di Filipina.

Matobato, saat bersaksi, menyatakan dia sempat bergabung dalam pasukan eksekutor Davao, kelompok yang dianggap bertanggung jawab atas ratusan kasus pembunuhan. "Tugas kami adalah untuk membunuh penjahat, seperti pengedar narkoba, pelaku kejahatan seksual, dan perampok," ujarnya.

Korban yang telah dibunuh lalu dibuang ke laut agar hilang dimakan ikan. Ada kalanya korban diumpankan ke buaya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menanggapi kesaksian Matobato, Menteri Hukum Filipina Vitaliano Aguirre menyebut kesaksian Matobato direkayasa.

Juru bicara Kepresidenan, Martin Andanar, pun menyatakan penyelidikan terhadap riwayat Duterte selama menjabat wali kota sudah terpublikasi. “Tak mungkin presiden bisa memerintah mereka (kelompok pembunuh),” ujar Martin.

Anak Prospero Nograles, Karlo, pun menyangkal kesaksian Matobato mengenai ayahnya yang jadi target pembunuhan Duterte saat di Davao. "Saya tidak tahu apa yang orang ini bicarakan," ujarnya lewat akun media sosial Facebook. "Menurut saya, ada yang menyuruh orang ini (Matobato) untuk kepentingan tertentu.”

BBC | YOHANES PASKALIS

Baca:
Regu Jagal Punya Kode Rahasia untuk Presiden Duterte
Duterte Pernah Perintahkan 'Regu Jagal' Bunuh Jurnalis
Kesaksian 'Regu Jagal': Duterte Pernah Perintah Bunuh Muslim

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Aaron Favila/POOL via REUTERS
Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.


Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Partai PDP-Laban pimpinan Cusi mencanangkan tim Go-Duterte untuk pemilihan presiden 2022.[Inquirer.net]
Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.


Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

12 September 2023

Maria Ressa. REUTERS
Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

Maria Ressa, peraih Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, mendapatkan reputasi karena pengawasan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte.


Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

10 Mei 2022

Mahasiswa dan aktivis berkumpul di luar Komisi Pemilihan untuk memprotes penghitungan tidak resmi pemilihan nasional, menunjukkan kandidat presiden Ferdinand
Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

Sekitar 400 mahasiswa melakukan protes di luar gedung Komisi Pemilihan Filipina menentang kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan presiden


Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

9 Mei 2022

Ferdinand Marcos Jr. putra mendiang diktator Filipina Ferdinand Marcos ikut mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan tahun depan (REUTERS | Romeo Ranoco)
Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

Calon-calon yang bertarung dalam pilpres Filipina ada 10 kandidat dan terdapat 3 nama yang digadang-gadang menggantikan Presden Duterte.


Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

7 Februari 2022

Ferdinand Marcos Jr. putra mendiang diktator Filipina Ferdinand Marcos ikut mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan tahun depan (REUTERS | Romeo Ranoco)
Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

Putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos menjadi kandidat yang paling berpeluang menggantikan Presiden Rodrigo Duterte


KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

17 Januari 2022

Seorang demonstran memegang poster selama protes menyusul pengumuman pencalonan Ferdinand
KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

Komisi pemilihan umum (KPU) Filipina menolak petisi yang berusaha untuk melarang putra mendiang diktator Ferdinand Marcos menjadi capres


Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

14 Januari 2022

Seorang polisi memeriksa penumpang di dalam jeepney yang melewati pos pemeriksaan pada hari pertama lockdown dua minggu untuk mencegah penyebaran varian Delta Covid-19 di Quezon City, Metro Manila, Filipina, 6 Agustus 2021. REUTERS/Eloisa Lopez
Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

Aturan pemerintah Filipina ini menuai kecaman karena dianggap mendiskriminasi warga miskin yang belum memperoleh akses vaksin COVID-19


Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

7 Januari 2022

Rodrigo Duterte. REUTERS
Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

Warga Filipina yang belum imunisasi vaksin Covid-19 agar tidak keluar rumah jika tidak mendesak. Mereka bakal ditahan jika tak patuh.


Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

5 Januari 2022

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Sumber: Reuters/Lean Daval Jr.
Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia tidak akan pernah meminta maaf atas kematian tersangka narkoba yang dibunuh di luar hukum.