TEMPO.CO, Mekkah - Para pedagang di Arab Saudi, yang selama ini menyediakan berbagai layanan kepada para jamaah haji, terpengaruh tahun ini akibat jumlah jamaah yang merosot tajam.
Bahkan, jamaah haji tahun ini juga telah mengurangi pengeluarannya saat berada di Tanah Suci Mekkah.
Pemerintah Saudi menyatakan hanya sekitar 1,86 juta jamaah, termasuk 1,3 juta dari luar negara ini yang menunaikan haji tahun ini, menurun dibandingkan jumlah puncak hampir 3 juta beberapa tahun lalu.
Ketua Komite Nasional untuk Haji dan Umrah, Marwan Abbas Shaaban, mengatakan jumlah jamaah dari luar negeri turun sekitar 20 persen dan jumlah jamaah dari Arab Saudi sendiri juga turun setengahnya.
"Secara keseluruhan, bisnis terkait haji turun menjadi setengahnya," kata Shaaban, seperti dilansir Japan News.
Seorang pedagang di Mekkah mengatakan para jamaah haji yang datang pada tahun ini, tidak terlalu banyak membelanjakan uangnya.
"Mereka datang, tetapi situasi mereka tidak seperti ketika ada perdamaian di dunia," kata Ali al-Hirabi.
Sementara itu, meskipun pengunjung sedikit dan daya beli juga menurun, tapi banyak pedagang di Mekkah tampaknya tidak menurunkan harga jualan mereka. Tingginya biaya kebutuhan pokok, terutama di dekat Masjidil Haram, adalah keluhan abadi bagi para peziarah.
Ekonomi di Arab Saudi sendiri dan negara-negara tetangga terpengaruh akibat penurunan pada harga minyak dunia. Anjloknya harga minyak telah mengurangi pengeluaran negara, gaji, serta pengeluaran domestik.
Peperangan di Timur Tengah juga turut mempengaruhi ibadah haji, selain Iran, yang telah membatasi jamaahnya menunaikan haji pada tahun ini.
Pejabat di Arab Saudi memberikan berbagai alasan untuk penurunan jumlah jamaah ini. Salah satu yang paling jelas adalah boikot yang dilakukan Iran, yang melarang warganya menghadiri haji tahun ini. Hubungan diplomatik Iran dengan Arab Saudi memburuk setelah Arab Saudi mengeksekusi seorang ulama Syiah.
JAPAN NEWS | REUTERS | YON DEMA