TEMPO.CO, New York - Bennet Omalu, ahli patologi forensik warga Amerika Serikat mengatakan calon presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton diduga diracun pada hari Minggu, 11 September lalu.
Omalu, pria kulit hitam yang sebelumnya pernah membuat cemas para pemain NFL dengan temuan ensefalopati traumatik (CTE) kronis pada otak mantan pemain American Football yang telah meninggal menyarankan agar Clinton diperiksa untuk kemungkinan telah diberi racun.
Clinton mendadak merasa kepanasan dan goyah saat menghadiri peringatan 15 tahun tragedi 11 September di New York. Ia kemudian dipapah agent Secret Service dan sempat terjatuh saat masuk ke dalam mobil. Menurut dokter, Clinton menderita radang paru (pneumonia).
Baca:
Hillary Clinton Diserang Pneumonia, Jadwal Kampanye Diubah
Jajak Pendapat, Hillary Clinton Kalahkan Donald Trump
Seperti yang dilansir Independent pada 13 September 2016, Omalu, yang cerita hidupnya menjadi terkenal setelah dikisahkan dalam film “Concussion,” memuat saran itu di Twitter dengan menuliskan bahwa tim kampanye Demokrat harus "melakukan analisis toksikologi darah kepada Clinton."
Menurut Omalu yang disebut memiliki kredibilitas dan keuletan yang tidak diragukan mengatakan sarannya tersebut dibuat atas dasar ketidakpercayaannya terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Donald Trump, calon presiden AS dari Partai Republik.
Putin yang dikagumi Trump, pernah dilaporkan terlibat dengan penyelidikan Inggris pada Januari dalam kematian agen intelijen KGB Alexander Litvinenko yang disebabkan keracunan di London pada tahun 2006.
Penyelidik menemukan bahwa ada bukti kuat Rusia bertanggung jawab atas kematian Litvinenko. Dengan begitu disimpulkan bahwa operasi itu tidak akan berhasil jika tanpa persetujuan langsung Putin.
Omalu, lahir di Nigeria dan menjadi warga negara AS pada 2015. Dia menjadi terkenal karena kegigihan menyelidiki kematian beberapa mantan pemain klub NFL, Pittsburgh Steeler. Akhirnya, dia meyakinkan bahwa pemain-pemain tersebut menderita kerusakan otak sebagai akibat dari benturan di kepala yang sering didapat mereka saat bertanding.
INDEPENDENT|WASHINGTON POST|YON DEMA