TEMPO.CO, Jakarta - Tanggal 11 September 2016 ini bertepatan dengan 15 tahun terjadinya peristiwa bersejarah yang mengguncang Amerika Serikat atau lebih dikenal Serangan 11 September 2001.
Lorraine Gilmartin Blevins, 47 tahun, masih mengingat jelas ketika teroris menyerang gedung kembar World Trade Center (WTC) di New York. Saat itu, Blevins yang pindah dari Glasgow, Skotlandia ke Amerika Serikat pada 1982 itu tengah berada di kantornya di lantai 60 menara selatan WTC. Ia berhasil menyelamatkan diri saat pesawat jet penumpang yang dibajak teroris menabrak menara utara.
Peristiwa mencekam yang menewaskan 2.753 orang itu membuat ibu dua anak kelahiran Glasgow, Skotlandia itu trauma. Namun, setelah 15 tahun sudah peristiwa itu berlalu, Blevins bersumpah akan menghapus rasa trauma itu dan tidak mau terus-menerus hidup dalam ketakutan.
Blevins berniat kembali ke Manhattan, New York untuk pertama kalinya sejak peristiwa berdarah itu setelah pimpinan kantornya di Morgan Stanley menyetujui ia ditempatkan di kantor barunya di Times Square. Keinginannya untuk kembali ke New York mendapat dukungan dari suaminya, John, 45 tahun, dan kedua anaknya Sean (9 tahun) dan Brooke (7).
"Saya tidak tahu bagaiamana perasaan saya kembali ke sini. Saya sudah merasa nyaman dan aman bekerja di New Jersey," ucapnya kepada Scottish Daily.
Namun bagaimana pun Serangan 11 September tetap membekas di hati Belvins. Ia kini merasa harus selalu waspada saat di tengah keramaian. "Sebelum peristiwa Serangan 11 September, saya tidak pernah berpikir hal-hal seperti itu. Namun semua telah berubah dan saya percaya serangan akan selalu ada dalam kehidupan saya di mana pun berada," ucapnya.
Ia berkata, "Anda harus percaya setiap saat serangan seperti itu bisa terjadi." Namun, "Saya tidak harus menghindari diri, tapi saya tetap waspada selama bekeja di Times Square."
MIRROR.CO.UK | SETIAWAN ADIWIJAYA