TEMPO.CO, New York – Keluarga dari 1.113 korban Tragedi 11 September 2001 masih memburu konfirmasi pemerintah Amerika Serikat. Mereka menagih kejelasan forensik atas kematian anggota keluarga mereka dalam teror mengerikan yang diotaki kelompok milisi Al-Qaeda, pada 11 September 2001.
Dilansir dari USA Today, Sabtu, 10 September 2016, jumlah 1.113 dari total 2.753 korban Tragedi 11 September adalah mereka yang belum jelas data kematiannya. Pemeriksaan, diklaim pemerintah Amerika, masih terus dilakukan.
Sebagian korban tragedi tersebut masih berjuang memperbaiki hidup dan menjalani rehabilitasi trauma. Korban tewas yang sudah teridentifikasi, namanya dikenang di sebuah museum khusus Tragedi 11 September. Hening cipta pun dilakukan setiap tahunnya.
“Ada yang bilang ‘Kuatkan dirimu, lanjutkan hidup. Mereka sudah meninggal 15 tahun yang lalu’,” ujar sosiolog dari Universitas Montclair, Arnold Korotkin. “Namun, 40-50 persen keluarga tak mendapat kembali bagian tubuh keluarga mereka. Paling hanya sebagian kecil, kadang hanya cincin kawin dan jari, atau tulang rahang dengan gigi saja.”
Korotkin beropini bahwa Tragedi 11 September belum berakhir. “Luka itu sembuh, tapi luka itu kembali dibuka setiap 11 September."
Masih banyak informasi lain yang belum diungkap pemerintah Amerika pada masyarakat, terkait dengan insiden itu. Informasi yang masih abu-abu, antara lain ihwal peran Arab Saudi dalam teror tersebut, atau soal 28 halaman dokumen federal yang disebut-sebut mencantumkan fakta dan bukti. Ada pula ketidakjelasan yang terkait dengan cakupan asuransi dan pemulihan bagi korban dan keluarga korban.
USA TODAY | YOHANES PASKALIS