TEMPO.CO, Copenhagen - Kampanye kelompok ateis diklaim telah mempengaruhi warga Denmark untuk ramai-ramai meninggalkan agamanya.
"Mengapa percaya kepada tuhan? Mengapa mengeluarkan biaya untuk keyakinan? Apakah Yesus dan Mohammad berbicara dengan tuhan?" Pertanyaan-pertanyaan ini muncul pada spanduk-spanduk iklan kelompok ateis akhir-akhir ini, seperti dikutip dari Independent, 9 September 2016.
Ribuan orang kemudian meninggalkan agama mereka dan gereja di Denmark menyusul kampanye meluas kelompok ateis di Denmark. Pada April hingga Juni tahun ini, sekitar 10 ribu orang meninggalkan gereja. Ini angka tertinggi yang tercatat sejak 2007.
Baca juga:
Mario Teguh Tak Akui Anaknya, 4 Fakta Tunjukkan Sebaliknya
Ingin Maia Cawagub, Ahok: Lumayan buat Hadapi Ahmad Dhani
Ketua masyarakat ateis Denmark, Anders Stjernholm, menjelaskan kepada harian berpengaruh Denmark, Politiken: “Kami senang warga Denmark mendapat kesempatan untuk menyampaikan apa yang mereka inginkan sebenarnya.”
Menurut Stjernholm, dari survei yang dilakukan menunjukkan tidak banyak warga Denmark menjadi penganut Kristen.
Menyaksikan fakta ini, pihak gereja Denmark sepakat mengakui telah terjadi penurunan jumlah umat gara-gara kampanye kelompok ateis. Namun, mereka menegaskan, efek seperti itu hanya bertahan dalam jangka pendek. Sebab, pada saat yang sama, jumlah umat di sejumlah gereja baptis di Denmark mengalami peningkatan.
Pemimpin Gereja Our Lady di Copenhagen, Anders Gadegaard, berujar: “Jumlah ini merefleksikan situasi yang sangat khusus yang diciptakan lewat kampanye kaum ateis. Bersamaan dengan itu, kata Anders, terjadi peningkatan jumlah umat untuk bergabung dengan gereja di Denmark.”
Di Denmark, semua warga negara otomatis menjadi anggota gereja ketika mereka lahir dan dibaptis. Namun mereka dapat menarik diri dari keanggotaan gereja dengan mengajukan permohonan kepada pejabat gereja atau bergabung dengan keyakinan lain.
Setiap warga gereja juga secara otomatis dikenai pajak yang besarnya bervariasi dari 0,5 hingga 1,5 persen dari pembayaran pajak pribadi warga Denmark. Besar persentase pajak tersebut didasarkan pada keputusan pemerintah kota masing-masing.
INDEPENDENT | MARIA RITA
Baca juga:
Mario Teguh Tak Akui Anaknya, 4 Fakta Tunjukkan Sebaliknya
Ingin Maia Cawagub, Ahok: Lumayan buat Hadapi Ahmad Dhani