Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Selain Duterte, Ini Petinggi Dunia yang Bicara Kasar, Rasis

image-gnews
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menjawab sejumlah pertanyaan awak media saat mengunjungi lokasi ledakan bom di kota Davao, Filipina, 2 September 2016. Saat terjadinya serangan bom, Duterte tengah berada di kawasan tersebut. REUTERS
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menjawab sejumlah pertanyaan awak media saat mengunjungi lokasi ledakan bom di kota Davao, Filipina, 2 September 2016. Saat terjadinya serangan bom, Duterte tengah berada di kawasan tersebut. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kata-kata makian presiden Filipina Rodrigo Duterte kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama mempengaruhi hubungan diplomasi kedua negara. Obama menunjukkan sikap tidak bersahabatnya di acara KTT ASEAN di Laos. Sempat membatalkan bertemu Duterte, Obama akhirnya bersedia meskipun berlangsung singkat dan tegang.

Sikap kasar seorang kepala negara atau pemerintah seperti Duterte kepada para pemerintahan atau kepala negara lain bukan satu-satunya terjadi selama ini. Beberapa pernyataan pemimpin dunia lainnya pernah menyinggung pemimpin lainnya hingga hubungan bilateral terganggu.

Berikut pernyataan kasar beberapa pemimpin negara ataupun pejabat pentingnya yang sempat membuat hubungan bilateral retak.

1. Rodrigo Duterte, Filipina
Presiden berusia 71 tahun itu telah tiga kali mengeluarkan kata-kata kasar kepada pemimpin negara lain ataupun perwakilan dari negara lain dengan sebutan "Anak Pelacur". Termasuk kepada pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus, Duta Besar AS untuk Filipina dan yang terakhir ditujukan kepada Obama.

2. Napoleon. Prancis
Selama kepemimpinan Napoleon di Prancis, tercatat beberapa kali sempat bersitegang dengan Inggris yang disebabkan oleh ucapan yang menyinggung perasaan. Pernah dia menggambarkan negeri Ratu Elisabeth tersebut sebagai "Bangsa Penjaga Toko". Hal itu dibalas oleh pejabat Inggris dengan menyebut mantan Perdana Menteri Charles de Gaulle seperti seekor llama betina yang terkejut ketika mandi.

3. Silvio Berlusconi, Italia
Pada tahun 2008, Berlusconi yang  menjabat sebgai Perdana Menteri Italia pernah melemparkan candaan rasis bagi Obama yang baru terpilih menjadi orang nomor satu AS dengan menyebutnya sebagai "Anak Muda, Tampan dan Kecoklatan."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setahun kemudian, Berlusconi bertemu dengan Obama di KTT G20, mengatakan pada sesi jumpa pers: "Siapa namanya? pria kecokelatan. Ah, Barack Obama! Anda tidak akan percaya, tapi mereka berdua berjemur bersama-sama karena istrinya  juga kecokelatan. "

4. Keluarga Kerajaan Inggris
Pewaris tahta Inggris Pangeran Charles dalam sebuah buku yang diterbitkan pada 1997, berjudul “The Handover of Hong Kong or The Great Chinese Takeaway” terungkap pernah menyebut diplomat Cina sebagai "patung lilin tua mengerikan".

Selain itu, ibunya, Ratu Elisabeth II tertangkap oleh media menggambarkan pejabat Cina selama kunjungan Presiden Xi Jinping pertama kali ke Inggris tahun lalu sebagai "sangat kasar". Terburuk dari semua itu adalah pernyataan Pangeran Philip, suami Ratu Elisabeth II  kepada siswa Igngris saat berkunjung ke Cina tahun 1986: "jika Anda tinggal di sini lebih lama lagi, Anda semua akan bermata sipit".

5. Boris Johnson, Inggris
Menteri Luar Negeri Inggris itu beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang dapat memperuncing hubungan dengan negara lain. Dia pernah menyebut Obama sebagai pria keturunan Kenya, lalu menyebut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebagai seorang "Tukang Coli yang Hebat". Dia juga menyebut Donald Trump dan Hillary Clinton terlihat seperti "perawat sadis di rumah sakit jiwa".
GUARDIAN|YON DEMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

56 hari lalu

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Aaron Favila/POOL via REUTERS
Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.


Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

57 hari lalu

Partai PDP-Laban pimpinan Cusi mencanangkan tim Go-Duterte untuk pemilihan presiden 2022.[Inquirer.net]
Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.


Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

12 September 2023

Maria Ressa. REUTERS
Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

Maria Ressa, peraih Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, mendapatkan reputasi karena pengawasan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte.


Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

10 Mei 2022

Mahasiswa dan aktivis berkumpul di luar Komisi Pemilihan untuk memprotes penghitungan tidak resmi pemilihan nasional, menunjukkan kandidat presiden Ferdinand
Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

Sekitar 400 mahasiswa melakukan protes di luar gedung Komisi Pemilihan Filipina menentang kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan presiden


Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

9 Mei 2022

Ferdinand Marcos Jr. putra mendiang diktator Filipina Ferdinand Marcos ikut mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan tahun depan (REUTERS | Romeo Ranoco)
Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

Calon-calon yang bertarung dalam pilpres Filipina ada 10 kandidat dan terdapat 3 nama yang digadang-gadang menggantikan Presden Duterte.


Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

7 Februari 2022

Ferdinand Marcos Jr. putra mendiang diktator Filipina Ferdinand Marcos ikut mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan tahun depan (REUTERS | Romeo Ranoco)
Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

Putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos menjadi kandidat yang paling berpeluang menggantikan Presiden Rodrigo Duterte


KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

17 Januari 2022

Seorang demonstran memegang poster selama protes menyusul pengumuman pencalonan Ferdinand
KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

Komisi pemilihan umum (KPU) Filipina menolak petisi yang berusaha untuk melarang putra mendiang diktator Ferdinand Marcos menjadi capres


Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

14 Januari 2022

Seorang polisi memeriksa penumpang di dalam jeepney yang melewati pos pemeriksaan pada hari pertama lockdown dua minggu untuk mencegah penyebaran varian Delta Covid-19 di Quezon City, Metro Manila, Filipina, 6 Agustus 2021. REUTERS/Eloisa Lopez
Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

Aturan pemerintah Filipina ini menuai kecaman karena dianggap mendiskriminasi warga miskin yang belum memperoleh akses vaksin COVID-19


Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

7 Januari 2022

Rodrigo Duterte. REUTERS
Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

Warga Filipina yang belum imunisasi vaksin Covid-19 agar tidak keluar rumah jika tidak mendesak. Mereka bakal ditahan jika tak patuh.


Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

5 Januari 2022

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Sumber: Reuters/Lean Daval Jr.
Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia tidak akan pernah meminta maaf atas kematian tersangka narkoba yang dibunuh di luar hukum.