TEMPO.CO, Vientiane - Presiden Amerika Serikat Barack Obama akhirnya bersedia bertemu dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Vientiane, Laos. Obama dikabarkan membatalkan pertemuan setelah Duterte memaki Obama.
Obama dan Duterte mengadakan pertemuan sebelum acara makan malam semua pemimpin negara yang mengikuti KTT ASEAN.
"Mereka bertemu di kamar tamu dan paling terakhir meninggalkan kamar tamu. Saya tak bisa mengatakan berapa lama mereka bertemu. Saya sangat gembira ini terjadi," kata Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay, yang mendampingi Duterte dalam KTT ASEAN ke 29, seperti dilansir Channel News Asia, Kamis, 8 September 2016.
Baca:
Waspada, Barang Antik Palsu dari Suriah Membanjiri Pasar
2 Hari Sebelum MH370 Raib, Wanita Ini Terima SMS dari Pilot
Gedung Putih membenarkan pertemuan Obama dengan Duterte yang berlangsung sebelum acara makan malam. Tidak ada penjelasan tentang apa yang didiskusikan. Namun, menurut Gedung Putih, Obama-Duterte membahas hal yang tidak penting.
Seusai pertemuan dan dilanjutkan dengan makan malam, Obama, seperti dilansir New York Times, berdiri menjauh ke kiri dari Duterte. Saat makan pun, keduanya duduk berjauhan seperti menghindar.
Sebelum ke Laos, Duterte mengancam Obama untuk tidak mengkritik kebijakannya dalam memerangi narkoba di Filipina. Duterte bahkan mengeluarkan makian kepada Obama dengan mengatakan "anak pelacur."
Kebijakan Duterte memerangi narkoba sejak dua bulan menjabat presiden telah menewaskan 3.000 orang.
"Anda harus hormat. Jangan hanya melemparkan pertanyaan dan pernyataan. Anak pelacur, saya akan mengutukmu di forum itu," ujar Duterte kepada jurnalis saat ditanyai tentang pesannya kepada Obama. "Jika kamu melakukannya kepada saya, kita akan berkubang lumpur seperti babi-babi itu," ujar mantan Wali kota Davao ini.
Gara-gara ancaman dan makian Duterte, Obama pada Selasa, 6 September 2016, membatalkan rencananya bertemu empat mata dengan Duterte.
Sikap kasar Duterte terhadap Obama membuat hubungan kedua negara mengalami kemunduran. Padahal, selama bertahun-tahun, kedua negara merupakan sekutu dekat.
CHANNEL NEWS ASIA | NEW YORK TIMES | MARIA RITA