TEMPO.CO, Baghdad - Kelompok Negara Islam Irak Suriah (ISIS) dikabarkan telah melarang wanita mengenakan burka di wilayah kekuasaannya. Aturan tentang cadar yang menutupi seluruh wajah, diambil ISIS sebagai pencegahan masalah keamanan di kota Mosul, Irak utara.
Seperti yang dilansir IB Times pada 6 September 2016, larangan tersebut diberlakukan setelah sekelompok wanita yang mengenakan burqa melakukan serangan terhadap beberapa komandan ISIS.
Sebelumnya perempuan di Suriah dan Irak telah dipukuli atau bahkan dibunuh oleh ISIS karena tidak mengenakan kerudung untuk menyembunyikan tubuh dan mata mereka. "Wanita mengenakan burqa tidak akan lagi diperbolehkan untuk masuk bangunan di Mosul, kubu ISIS. Sebaliknya, mereka harus memakai sarung tangan dan kasa untuk menutupi mata mereka," tulis media-media lokal.
ISIS memiliki catatan buruk terkait hak-hak perempuan, menurut laporan Human Rights Watch baru-baru ini. Kelompok itu dituduh memperkosa dan memperdagangkan perempuan dan membatasi kebebasan perempuan dari aktivitas, akses ke perawatan kesehatan, dan pendidikan.
"Beberapa wanita mengatakan mereka merasa sangat terhina dengan perlakuan ISIS, dan mereka juga merasa begitu tertekan sehingga ingin bunuh diri," kata laporan itu.
ISIS bukanlah yang pertama melakukan pelarangan terhadap burqa, pemerintah konservatif di beberapa negara lainnya yang takut akan terorisme, juga telah melarang burqa dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu memicu kritik dari para pemimpin muslim yang mengklaim hukum itu menentang kebebasan beragama dan anti-Islam.
Pada 2015, perempuan muslim di kota Urumqi, Xinjiang barat, Cina, dilarang mengenakan burqa. Kritikus mengklaim aturan adalah bagian dari upaya untuk mengasingkan Uighur, sebuah kelompok etnis muslim yang cukup besar di wilayah tersebut.
Prancis melarang pakaian yang menutupi wajah orang di depan umum pada 2011, termasuk burqa, niqab. Di Belgia, Brussels juga dilarang kerudung wajah penuh pada tahun 2011.
Sementara burqa adalah wajib di Iran dan Arab Saudi, beberapa negara mayoritas muslim juga diperdebatkan melarang cadar untuk melindungi keamanan nasional. Di Suriah, para pejabat melarang kerudung dari universitas pada 2010, sementara larangan jilbab yang diusulkan di Tunisia pada tahun 2015 mendorong protes nasional.
IB TIMES|DAILY MAIL|YON DEMA