TEMPO.CO, Teheran - Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, kembali mengkritik Arab Saudi terkait dengan penyelenggaraan ibadah haji setelah tahun lalu terjadi peristiwa terinjak-injaknya jemaah haji yang menewaskan ratusan orang.
Dalam kritikan terbarunya, Khamenei juga mengajak negara-negara Islam menyatukan visi guna mengakhiri kontrol Riyadh terhadap penyelenggaraan ibadah haji tahunan.
"Karena perilaku penindasan penguasa (Arab Saudi) terhadap tamu Allah (peziarah), dunia Islam harus berpikir untuk mengatur ulang manajemen dari Tanah Suci dan isu haji," kata Khamenei, seperti dilansir Reuters pada 5 September 2016.
Khamenei menuding keluarga penguasa Arab Saudi yang merupakan penjaga situs suci Islam telah mempolitisasi ibadah haji serta mengubah diri menjadi setan kecil dan lemah yang gemetar karena takut membahayakan kepentingan setan besar (Amerika Serikat).
Pernyataan tersebut dibuat Khamenei menjelang penyelenggaraan ibadah haji tahunan bulan ini di Mekah, Arab Saudi.
Baca Juga:
Iran, yang setiap tahun mengirim 60 ribu anggota jemaah haji, tahun ini tidak ikut serta setelah negosiasi antara kedua negara terkait dengan manajemen pengelolaan ibadah haji gagal dan menemui jalan buntu. Ini akan menjadi yang pertama kalinya dalam hampir tiga dekade jemaah asal Iran tidak berpartisipasi.
Reputasi Arab Saudi sebagai penyelenggara ibadah haji rusak oleh bencana 2015 yang menewaskan sekitar 2.300 anggota jemaah haji dari berbagai negara, termasuk sekitar 464 warga Iran.
Iran, yang merupakan saingan utama Arab Saudi di Timur Tengah, menyalahkan Arab Saudi atas peristiwa ini. Negara itu juga mengecam Arab Saudi yang menolak mengizinkan pembentukan komite pencari fakta Islam internasional.
Penyelidikan resmi Arab Saudi belum dipublikasikan. Namun pihak berwenang mengatakan beberapa anggota jamaah telah mengabaikan aturan pengendalian massa.
REUTERS | BUSINESS INSIDER | YON DEMA