TEMPO.CO, Jakarta - Staf Kedutaan Besar Republik Indonesia di Filipina, Trini Sualang, mengatakan hingga saat ini tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam ledakan yang terjadi di Davao, Filipina. Peristiwa itu menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai puluhan orang.
“Berdasarkan laporan sementara, belum ada korban WNI,” ujar dia saat dihubungi Tempo, Sabtu, 3 September 2016.
Trini menuturkan pascaledakan, yang terjadi pada Jumat, 2 September 2016, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Davao terus melakukan upaya pencarian korban. KJRI telah menelusuri beberapa rumah sakit. Hingga saat ini, belum ada laporan bahwa warga negara Indonesia terluka dalam insiden di pasar malam, dekat Universitas Ateneo, Kota Davao, tersebut.
Menurut Trini, KJRI Davao terus mengimbau orang Indonesia tetap berhati-hati selama berada di Davao, termasuk WNI yang berada di pusat Kota Manila. WNI diminta menghindari pusat-pusat keramaian yang dapat menjadi target teror.
Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, jumlah WNI di seluruh Filipina saat ini mencapai 7.183 orang, sedangkan di wilayah kerja KJRI Davao (Filipina bagian selatan) ada 2.183 orang.
Informasi terbaru menyebutkan jumlah korban ledakan 14 orang. Sedangkan jumlah korban yang terluka menjadi 71 orang. Insiden itu diduga dilakukan kelompok militan Abu Sayyaf.
Pemerintah RI menyampaikan dukacita kepada pemerintah Filipina dan belasungkawa yang mendalam terhadap keluarga korban.
DANANG FIRMANTO