TEMPO.CO, Pyongyang - Korea Utara sedang melatih pasukan elitenya untuk ditugaskan menyelundupkan nuklir ransel melewati perbatasan dengan Korea Selatan. Pasukan ini akan dilatih memasuki wilayah musuh dan wilayah perang serta meluncurkan bom nuklir yang mereka bawa.
Pasukan-pasukan yang dilatih merupakan hasil seleksi dari pasukan terbaik di peleton dan infanteri. Mengutip dari Radio Frees Asia, 29 Agustus 2016, pasukan unit khusus pembawa nuklir ransel ini berafiliasi dengan divisi 45 yang berlokasi di Munhwa-dong, distrik Chongam di Kota Chongjin.
Pasukan unit khusus ini telah dibentuk sejak Maret 2016. Pembentukan pasukan khusus pembawa nuklir ransel ini bersamaan waktunya dengan keluarnya keputusan Dewan Keamanan PBB yang secara bulat menyetujui menghukum Korea Utara setelah meluncurkan uji senjata nuklir pada 6 Januari lalu dan peluncuran roket satelit pada 7 Februari. Dewan Keamanan PBB menilai Korea Utara melakukan pelanggaran internasional dengan uji coba senjata nuklir.
Dalam latihan, seperti mengutip Dailymail, masing-masing pasukan membawa bom palsu seberat 22-62 pon. Bom itu didesain untuk menyemprotkan benda radioaktif dalam area yang luas.
Seorang ahli teknik bom nuklir Korea Utara menuturkan nuklir ransel bukan bom nuklir dalam bentuk mini, melainkan senjata yang menyemprotkan uranium dalam level tinggi.
"Sekali uranium disebarkan, orang tidak dapat hidup di sana untuk beberapa dekade karena tercemar radioaktif," kata ahli teknik nuklir, yang mengeluhkan adanya senjata itu. "Saya tidak paham mengapa mereka membuat senjata seperti itu."
Sekalipun Korea Utara telah dihukum oleh Dewan Keamanan PBB setelah melakukan uji coba bom nuklir dan meluncurkan rudal balistik, tapi negara yang dipimpin Kim Jong-un ini tetap merawat bahkan mempertontonkan rudal balistik dan kemampuan nuklirnya.
Pada 31 Agustus 2016, Korea Utara melakukan uji peluncuran rudal balistik dari kapal selam di perairan Sinpo, Provinsi Hamgyong Selatan. Lokasi peluncuran rudal ini tempat pasukan Amerika Serikat dan Korea Selatan melakukan latihan militer tahunan.
RADIO FREE ASIA | DAILYMAIL | MARIA RITA