TEMPO.CO, Karachi - Wali kota Karachi yang baru terpilih pekan lalu, Waseem Akhtar, bersumpah akan menjalankan pemerintahannya dari penjara. Akhtar, yang menang besar dalam pemilihan wali kota, ditangkap atas tuduhan menghasut dan melakukan terorisme.
Akhtar dijerat kasus ini sebelum resmi terpilih sebagai wali kota terbesar dan terbanyak populasinya di Pakistan. Ia dijebloskan ke penjara sejak Juli lalu.
Tuduhan menghasut dan melakukan terorisme tidak diterima Akhtar. "Semua dakwaan ini salah. Setelah saya disumpah, saya telah memutuskan mengajukan permohonan pembayaran jaminan ke pengadilan. Dan saya yakin saya akan mendapatkan keadilan," ucap Akhtar, seperti dilansir Al Jazeera, 31 Agustus 2016.
Jika pengadilan mengalahkannya, Akhtar mengatakan akan meminta Menteri Kepala Pakistan untuk Provinsi Sindh agar mengizinkannya membuka kantor di penjara. Selain itu, ia akan membuat aturan baru, sehingga orang-orang diberi jaminan untuk menemuinya di penjara.
Kasus ini diduga terkait dengan Akhtar yang merupakan anggota partai Muttahida Qaumi Movement (MQM).
MQM mendominasi politik Karachi sejak 1990-an. Pemimpin MQM, Altaf Hussain, saat ini tinggal sebagai eksil atas pilihannya sendiri di London saat mendapat status pencari suaka politik pada 1992.
Sejak 2013, paramiliter kerap bentrok dengan MQM, sehingga power partai ini hancur di kota berpenduduk 20 juta jiwa itu.
Pekan lalu, aktivis MQM bentrok dengan polisi dan merusak kantor stasiun televisi swasta di Karachi. Satu orang tewas dan tujuh lain terluka dalam bentrokan ini.
Bentrok dipicu telepon Hussain kepada pendukungnya untuk menghukum media atas liputannya mengenai MQM.
"Bagaimana bisa mereka mencurigainya melakukan kejahatan? Mereka (pemerintah dan pasukan paramiliter) melakukan penangkapan ini untuk memuaskan ego mereka dan menghancurkan MQM. Ini tidak akan ke mana-mana. Tak ada satu propaganda pun yang dapat membunuh MQM," tutur Saif Ali Khan, pemimpin MQM.
AL JAZEERA | MARIA RITA