TEMPO.CO, Santa Clara - Amerika Serikat membuka kembali penerbangan komersial ke Kuba setelah dinyatakan terlarang dalam 50 tahun terakhir. Pencabutan larangan penerbangan komersial ini dianggap sebagai simbol pulihnya hubungan diplomatik Amerika Serikat dan Kuba yang sempat panas sejak Perang Dingin.
Penerbangan perdana ini dilakoni pesawat Jet Blue Airways Corp Amerika Serikat dengan kode penerbangan 387. Seperti dilansir dari CNN, pesawat tersebut lepas landas dari Fort Lauderdale, Florida menuju Santa Clara, Kuba, Rabu, 31 Agustus 2016.
Pesawat komersial ini menyertakan Menteri Perhubungan Amerika Serikat Anthony Foxx, Direktur Jet Blue Robin Hayes, jurnalis, dan wisatawan. Ada pula warga Amerika Serikat keturunan Kuba, yang selama ini harus mengurus berkas yang rumit, setiap ingin mengunjungi tanah kelahiran mereka.
“Proses penyediaan penerbangan reguler ini merupakan langkah positif,” kata Wakil Menteri Perhubungan Kuba Eduardo Rodriguez dalam konferensi pers di Havana, Senin lalu.
Menurut Rodriguez, warga Amerika kerap kesulitan ketika hendak berwisata ke Kuba semenjak Amerika Serikat membatasi akses ke negara itu. Amerika Serikat baru-baru ini mencabut pembatasan akses. Adanya akses berupa penerbangan komersial diyakini bisa meningkatkan jumlah wisatawan dari kedua negara dua kali lipat dari tahun lalu.
Jet Blue akan menyediakan layanan perjalanan ke kota-kota di Kuba yang masih sepi pelancong Amerika. Santa Clara sebagai lokasi pendaratan penerbangan perdana juga merupakan kota yang terkenal dengan monumen tokoh revolusioner, Che Guevara.
Hubungan Amerika Serikat dan Kuba terus membaik selama pemerintahan Barack Obama dan Raul Castro. Pemimpin kedua negara tersebut tertangkap kamera beberapa kali bertemu dan bersalaman. Satu dari momen itu adalah ketika upacara kebaktian mengenang Nelson Mandela di Stadion FNB, Soweto, 10 Desember 2013.
Pada 21 Maret 2016, Presiden Raul Castro terang-terangan mengutarakan keinginannya agar Barack Obama mencabut embargo perdagangan dan mengembalikan Teluk Guantanamo ke Kuba. Permintaan Castro disampaikan ketika Obama melakukan kunjungan bersejarah ke negara seterunya itu.
Obama ketika itu berjanji segera melakukan normalisasi hubungan kedua negara yang berseteru sekitar setengah abad. Janji tersebut disampaikan Obama yang berdiri berdampingan dengan Castro di Istana Revolusi Havana.
CNN | AFP | REUTERS | YOHANES PASKALIS