TEMPO.CO, Ohio - Kepolisian di Ohio, Amerika Serikat, tengah menyelidiki penyebab utama kasus overdosis massal yang melanda empat negara bagian di Negeri Abang Sam dalam beberapa pekan terakhir. Carfentanil, obat yang dipakai membius gajah, dicurigai sebagai salah satu penanggung jawab jatuhnya ratusan korban dalam insiden ini.
"Carfentanil dijual dari tangan ke tangan bersama Naloxone, obat peredam efek dari heroin," kata Letnan Tom Fallon, Kepala Badan Penanggulangan Heroin, Kepolisian Resor Hamilton, Jumat, 26 Agustus 2016. Fallon menambahkan, dalam pekan ini saja, Kepolisian mendapat temuan berupa heroin yang dicampur fentanyl dan carfentanil.
Para ahli sebelumnya meyakini heroin yang dicampur fentanyl maupun carfentanil sebagai pemicu overdosis berjamaah itu. Kedua zat itu sejenis opium sintesis dengan efek sangat kuat. Fentanyl, yang lazim dipakai mengobati pasien kanker, 100 kali lebih keras efeknya ketimbang morfin. Sementara, carfentanil 10 ribu kali jauh lebih keras dari morfin.
Carfentanil baru-baru ini menjadi berita utama lewat perannya dalam kematian bintang pop, Prince. Carfentanil dapat memperlambat pernapasan secara signifikan. Pengunaan obat ini tidak disetujui dipakai manusia tapi digunakan secara komersial untuk menenangkan hewan besar, seperti gajah. Sekitar 2 miligram bisa melumpuhkan gajah Afrika seberat 1 ton.
Opium sintetis semakin populer beberapa tahun belakangan ini. Berdasarkan penuturan juru bicara Drug Enforcement Administration (DEA) atau Badan Pemberantasan Narkoba Pemerintah Amerika Serikat, Melvin Patterson, carfentanil diproduksi di Cina dan didistribusikan lewat kapal melewati Meksiko dan masuk ke Amerika Serikat.
Namun, Kepolisian belum memastikan secara resmi apakah benar carfentanil penyebab utama kasus overdosis ini. Kepolisian tengah mendalami modus lain, yaitu penipuan yang dilakukan pengedar heroin. Dugaan sementara, para pengedar sengaja menukar heroin yang mereka jual kepada para pembeli dengan fentanyl murni.
Ratusan orang mengalami overdosis heroin di beberapa negara bagian di Amerika, yakni 60 kasus di Cincinnati, Ohio; Indiana Selatan (14); Kentucky Utara (12); dan di Virginia Barat (26. Gelombang overdosis ini baru pertama kali terjadi di Amerika. Media setempat menggambarkan insiden ini sebagai wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
NEW YORK TIMES | BUSINESS INSIDER | CNN | FAJAR PEBRIANTO | BC
Baca Juga
Ketika Menteri Basuki Berlagak Jurnalis dan Kecoh Paspampres
Terseret Kasus Korupsi Lippo, Ini Kata Nusron Wahid