TEMPO.CO, Roma - Pemerintah Italia secara resmi memberlakukan situasi darurat di daerah yang paling parah terkena gempa, Kamis, 26 Agustus 2016. Kebijakan ini diambil agar dapat menemukan lebih banyak korban yang dilaporkan hilang. Saat ini tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 267 orang dan korban luka-luka sebanyak 400 orang.
Sekitar 5.000 orang yang tergabung dalam tim masih terus bekerja untuk mencari korban yang tertimbun puing-puing bangunan. Namun proses pencarian terhambat karena beberapa kali terjadi gempa susulan. Jumlah gempa yang tercatat sudah melewati angka 900 kali. Gempa itu dihitung mulai 24 Agustus 2016 hingga hari ini.
Baca: Anak Ini Ditemukan tanpa Luka di Reruntuhan Gempa di Italia
Seperti dilansir BBC, Perdana Menteri Matteo Renzi berjanji mengucurkan dana 50 juta euro atau sekitar Rp 7,5 triliun guna membangun kembali wilayah-wilayah yang terkena dampak gempa tersebut.
Selain kucuran dana, Renzi juga berjanji menghapus pajak bagi penduduk yang menjadi korban dan mengumumkan sebuah inisiatif baru, "Rumah Italia", untuk mengatasi kritik atas konstruksi yang jelek.
Gempa berkedalaman 10 kilometer yang berpusat di Provinsi Rieti, Italia bagian tengah, itu juga dapat dirasakan di Roma, yang berjarak sekitar 100 meter. Bahkan Bologna dan Naples, yang berjarak lebih dari 220 kilometer dari pusat gempa, juga dapat merasakan getarannya.
Kota-kota yang terkena dampak terburuk adalah Amatrice, Arquata, Accumoli, dan Pescara del Tronto. Kota-kota tersebut memiliki penduduk yang tidak terlalu padat, tapi membengkak karena wisatawan yang berkunjung untuk musim panas. Hal ini membuat perkiraan jumlah orang yang hilang sedikit lebih sulit.
BBC | YON DEMA