TEMPO.CO, Kabul - Jumlah korban tewas dalam serangan dua orang bersenjata ke kampus Universitas Amerika di Kabul, Afganistan, pada Rabu malam, 24 Agustus 2016, bertambah menjadi 13 orang, tujuh di antaranya mahasiswa.
Dua pelaku penembakan ditembak mati pasukan keamanan sekitar sepuluh jam setelah serangan itu. Mengutip BBC, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab.
Menurut Kepala Kepolisian Kota Kabul Abdul Rahman Rahimi, selain 13 orang tewas, tujuh mahasiswa, tiga polisi, dan tiga aparat penjaga kampus, sebanyak 35 mahasiswa dan sembilan polisi terluka. Adapun 750 mahasiswa dan staf diselamatkan dari lokasi.
Saat serangan terjadi, mahasiswa sedang mengikuti perkuliahan. Universitas Amerika yang didirikan pada 2005 itu merupakan universitas swasta yang bersifat non-profit. Kampus yang saat ini memiliki 1.700 mahasiswa tersebut menyediakan, antara lain, program kursus bahasa Inggris, program profesi, dan sarjana penuh. Sebagian mahasiswa memilih belajar paruh waktu setelah jam kerja.
Seorang jurnalis foto peraih Pulitzer, Massoud Hossaini, sedang mengikuti perkuliahan di kelas bersama 15 mahasiswa. Mereka terjebak akibat tembakan dan lemparan granat.
Hossaini kemudian mengirim pesan lewat akun Twitter-nya: "Tolong, kami terjebak di dalam AUAF dan tembakan diikuti ledakan ini mungkin cuitan saya terakhir."
Ia dan sembilan mahasiswa lainnya kemudian berhasil melarikan diri dari kampus melalui pintu darurat. Dalam kesaksiannya, Hossaini menjelaskan bahwa dia menyaksikan peristiwa itu melalui jendela. "Saya melihat seseorang dengan pakaian seperti biasa keluar. Dia menembak ke arah saya dan memecahkan kaca," kata Hossaini.
Sejumlah mahasiswa lain yang terjebak juga menyampaikan pesan melalui akun Twitter mereka untuk memohon bantuan. Beberapa mahasiswa membuat barikade untuk melindungi diri, dan ada beberapa mahasiswa yang meloncat dari lantai 2 gedung untuk melarikan diri.
Kementerian Kesehatan Publik Afganistan melaporkan tidak ada warga asing yang dilaporkan terluka dalam serangan itu.
Serangan bersenjata ini terjadi dua minggu setelah penculikan dua staf kampus tersebut oleh orang bersenjata tak dikenal pada 7 Agustus lalu. Dua korban penculikan itu diketahui berkewarganegaraan Amerika dan satunya lagi warga Australia.
BBC | REUTERS | MARIA RITA