TEMPO.CO, Washington, D.C. - Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Hillary Rodham Clinton, tetap unggul dari saingannya dari Partai Republik, Donald Trump, dengan 12 poin dalam jajak pendapat terbaru.
Hasil jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos pada 18-22 Agustus 2016 menunjukkan bahwa 45 persen mendukung Clinton, sedangkan Trump hanya mendapat 33 persen, menjelang pemilihan yang akan digelar pada 8 November 2016.
Hillary, mantan Menteri Luar Negeri AS, selalu unggul dalam jajak pendapat atas Trump, pengusaha properti New York selama kampanye 2016. Tapi polling terbaru ini merupakan yang tertinggi selama beberapa minggu terakhir. Sebelumnya, keunggulan Hillary hanya berkisar 3-9 persen.
Jajak pendapat juga menemukan bahwa sekitar 22 persen responden tidak memilih Hillary maupun Trump. Hal ini menunjukkan kurangnya minat warga AS dibanding pemilihan presiden pada 2012 antara calon Demokrat Barack Obama dan calon Republik Mitt Romney.
"Mereka yang bimbang berharap ada pilihan ketiga selain Hillary dan Trump," kata Tom Smith, Ketua Pusat Studi Politik dan Masyarakat University of Chicago, seperti dilansir Reuters pada 24 Agustus 2016.
Beberapa hari terakhir, baik Hillary maupun Trump diserang dengan berbagai isu yang menjatuhkan mereka. Hillary menghadapi pengawasan baru soal penanganan e-mail-nya saat menjabat Menteri Luar Negeri periode 2009-2013.
Sedangkan Trump diserang dengan isu utang perusahaannya yang tinggi serta pengunduran diri beberapa anggota tim kampanye, termasuk ketua tim Paul Manafort.
Jajak pendapat yang dilakukan oleh Reuters dan Ipsos tersebut dilakukan secara online dalam bahasa Inggris di 50 negara bagian AS.
NEWS.AU | REUTERS | YON DEMA