TEMPO.CO, Singapura - Mantan presiden Singapura SR Nathan meninggal pada hari Senin, 22 Agustus 2016 pukul 9.48 malam waktu Singapura di Singapore General Hospital. Ia meninggal dalam usia 92 tahun.
Selama tiga minggu Nathan dirawat disebabkan stroke hingga akhirnya meninggal dalam perawatan di rumah sakit. "Perdana Menteri dan seluruh kabinet berduka atas meninggalnya Tuan SR Nathan, dan menyatakan duka kepada keluarga beliau," kantor Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengumumkan seperti dikutip dari Channel News Asia, 22 Agustus 2016.
Jenasah Nathan disemayamkan di Gedung Parlemen dan acara pemakaman Nathan akan diadakan pada hari Jumat, 26 Agustus 2016 di University Cultural Centre.
Nathan menjabat sebagai presiden Singapura dari tahun 1999 hingga 2011. Nathan menjadi presiden dengan masa jabatan terlama di Singapura. Mengutip CNN, Hsien Loong menggambarkan sosok Nathan sebagai pemimpin yang hangat, ramah dengan pemahaman isu internasional yang mengagumkan tamu-tamunya, serta memimpin dengan bermartabat dan terhormat.
Nathan lahir tahun 1924, dibesarkan di Muar, Malaysia, sebelum pindah ke Singapura. Nathan pernah bekerja sebagai penterjemah dan pejabat sipil pada masa Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, dia meraih jabatan di birokrasi Singapura dan memegang berbagai peran dalm isu keamanan dan luar negeri.
Ia kemudian dipercaya menjabat sebagai Duta Besar Singapura untuk Amerika Serikat.
Presiden Singapura Tony Tan membanggakan Nathan sebagai pendiri Institut untuk Studi Pertahanan dan Strategi yang saat ini menjadi lembaga think tank berpengaruh di Asia Tenggara. Nathan juga menggagas kampanye filantropi tahunan yang dikenal sebagai President's Challenge.
Di tahun 2009, Nathan meneken dana sebesar US$ 4,9 miliar dari cadangan bank sentral untuk mengatasi dampak resesi ekonomi. Begitu ekonomi Singapura pulih, Nathan memutuskan tidak maju dalam pemilihan presiden untuk ketiga kalinya.
Nathan kemudian aktif menjadi pembicara dalam kegiatan akademisi, meluncurkan bantuan dana pendidikan bagi anak-anak tidak mampu dan menulis buku tentang memoarnya dan buku tentang anak-anak.
Tiga tahun lalu, Nathan menerima penghargaan Order of Temasek, penghargaan paling bergengsi di Singapura.
CHANNEL NEWS ASIA | CNN | MARIA RITA