TEMPO.CO, Jakarta - Satu lagi sandera Abu Sayyaf yang kabur ditemukan. Sandera itu bernama Ismail. Ia ditemukan di Desa Barangay Bual, Kota Luuk, Sulu, pada Rabu sore, 17 Agustus 2016, sekitar pukul 04.30 waktu setempat.
Hal itu dikemukakan juru bicara Komando Minandao Barat Mayor Filemon Tan Jr. Menurut Tan, Barangay Bual merupakan desa tempat ditemukan sandera lain, M. Sofyan, pada Rabu pagi. "Selanjutnya Ismail akan dibawa ke Kota Jolo," kata Tan, seperti dilansir Inquirer.net, Kamis, 18 Agustus 2016.
Sebelumnya dikabarkan, Sofyan berhasil kabur dari kelompok Abu Sayyaf. Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri Muhammad Iqbal membenarkan informasi itu.
Iqbal menuturkan pihaknya langsung berkoordinasi dengan pemerintah Filipina saat informasi tersebut mulai menyebar di sejumlah media massa asing.
Iqbal menjelaskan, Sofyan langsung ditangani kepolisian Sulu, Filipina. Kementerian Luar Negeri Indonesia pun mengirim tim melalui Kedutaan Besar RI di Manila dan Konsulat Jenderal RI di Davao.
Sofyan ditemukan penduduk yang tinggal di wilayah pantai Barangay Bual, Kota Luuk, pukul 07.30 waktu setempat. Sofyan mengaku melarikan diri setelah Abu Sayyaf mengancam akan memenggal lehernya.
Seperti yang telah diberitakan, tujuh anak buah kapal tug boat TB Charles disandera pada 21 Juni 2016 di perairan Jolo, Filipina. Mereka disandera dua kelompok berbeda saat TB Charles berlayar dari Filipina menuju Samarinda. Empat orang di antaranya disebut-sebut berada di tangan kelompok Al Habsy Misaya. Mereka adalah Ismail, Robin Piter, M. Sofyan, dan M. Nasir. Sedangkan tiga lain belum diketahui disandera oleh kelompok apa, meski diduga kelompok militan Abu Sayyaf.
Senin, 15 Agustus 2016, yang merupakan hari ke-55 penyanderaan, merupakan batas akhir pembayaran uang tebusan untuk empat orang yang disandera kelompok Al Habsy Misaya. Pihak keluarga hanya bisa berharap pada janji Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto bahwa pemerintah tetap berupaya membebaskan para sandera.
Pihak keluarga sandera, Dian Megawati Ahmad dan Elona Ramadhani, tetap mempercayakan upaya pembebasan kepada pemerintah. "Kami masih pegang kata-kata Pak Wiranto. Kami ingin suami kami segera pulang dengan selamat," ujar Elona saat ditemui di rumahnya, Senin, 15 Agustus 2016.
INGE KLARA | FIRMAN HIDAYAT | INQUIRER