TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menegaskan dia bisa sepuluh kali lebih brutal dari kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Hal tersebut disampaikannya saat mengecam praktek barbar kelompok yang telah masuk ke negara itu.
Duterte menyampaikan pidato di Istana Malacanang di Manila pada Senin, 15 Agustus 2016, beberapa hari setelah ia mengklaim pengikut ISIS yang menyamar sebagai misionaris sudah mulai meradikalisasi wilayah Mindanao, pulau di selatan Filipina.
Pemimpin Filipina yang kontroversial, yang tindakan kerasnya terhadap narkoba dengan membunuh ratusan tersangka pengedar, mengatakan tiga sampai tujuh tahun mendatang negaranya akan terganggu dengan ISIS.
"Mereka tidak bersenjata, tapi mereka berada di sini untuk indoktrinasi. Itulah yang aku takutkan," kata Duterte, seperti dilansir Washington Post, Selasa, 16 Agustus 2016.
Duterte mengatakan kelompok teroris ISIS tidak memiliki ideologi politik dan tidak memiliki konsep yang benar tentang Tuhan.
Duterte juga memperingatkan bahwa dia tidak akan pernah membiarkan negaranya dihancurkan oleh terorisme meskipun harus mempertaruhkan jabatannya.
"Jika mereka (teroris) berani melakukannya, saya bisa melakukannya sepuluh kali lebih brutal darinya. Meski itu mempertaruhkan kehormatan, hidup, dan jabatan saya."
Pernyataan itu dibuat setelah pada pekan lalu sebuah video berdurasi 20 menit menunjukkan militan Asia Tenggara yang mengaku sebagai pejuang ISIS mendesak umat Islam untuk bersatu di bawah Abu Abdullah, pemimpin kelompok militan Filipina, Abu Sayyaf.
"Jika Anda tidak bisa pergi ke (Suriah), bergabunglah dan pergi ke Filipina," kata seorang pria yang diidentifikasi sebagai Mohd. Rafi Udin, seorang militan Malaysia, yang berbicara dalam bahasa Melayu.
Duterte, mantan jaksa yang dijuluki The Punisher, tersebut dikenal dengan beberapa pernyataan kerasnya terhadap orang-orang yang dianggap melanggar hukum. Sejak masa kampanye Duterte telah berjanji untuk membunuh semua orang yang terlibat dengan kejahatan meskipun tanpa melalui proses hukum terlebih dahulu.
Setidaknya hal tersebut terlihat selama beberapa bulan berkuasa, Duterte telah membantai ratusan pengedar narkoba. Perang terhadap narkoba sejauh ini telah menewaskan lebih dari 700 orang dan jumlah penangkapan mencapai lebih dari 7.600 per Juli.
REUTERS | WASHINGTON POST | YON DEMA