TEMPO.CO, London - Penularan wabah demam kuning (yellow fever) yang sudah merenggut ratusan nyawa di tengah Afrika, kini dilaporkan bisa menyebar ke seluruh dunia.
Hal tersebut disampaikan oleh badan amal anak-anak internasional pada Selasa, 16 Agustus 2016. Badan amal ini menambahkan, kampanye vaksinasi besar-besaran diperkirakan akan segera dilakukan.
Baca juga:
"Belum ada obat untuk demam kuning dan dapat menyebar ke seluruh dunia," kata Direktur Save the Children untuk Republik Demokratik Kongo, Hether Kerr, seperti dilansir Independen pada Selasa, 16 Agustus 2016.
Save the Children dalam pernyataan tersebut juga mengatakan saat ini hanya ada 7 juta vaksin darurat setelah stok habis dalam seri penularan yang terjadi awal tahun ini.
Republik Demokratik Kongo menyatakan wabah demam kuning ditemukan pada Juni lalu setelah virus itu menyebar dari Angola. Setidaknya, ada 360 kematian sejak Desember tahun lalu dalam penularan wabah paling buruk selama beberapa dekade terakhir.
Usaha luas untuk mengontrol wabah itu dengan memberi vaksin kepada lebih 10 juta penduduk di Kongo diperkirakan mulai dilakukan pekan ini setelah tertunda akibat kekurangan vaksin dan jarum suntik.
Kasus lain telah dilaporkan di Uganda dan di Kenya. Awal tahun ini, Cina juga diberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa ada sebelas kasus di negara itu yang diimpor oleh pekerja migran yang kembali dari Afrika.
Kerr menambahkan, bahwa WHO juga telah merekomendasikan penggunaan seperlima dari dosis vaksin standar jika terjadi kekurangan global. Vaksin ini cukup memadai untuk imunisasi sementara tapi bukan untuk seumur hidup.
"Kami harus segera tiba ke anak-anak dan keluarga dengan sisa pasokan yang ada. Ini satu-satunya cara bisa dilakukan saat ini," kata Kerr.
WHO menargetkan untuk memberi vaksin kepada 8,5 juta penduduk di Ibu Kota Kongo, Kinshasa, dan 3,4 juta lagi di daerah perbatasan negara itu sebelum musim hujan Oktober ini, untuk mengurangi risiko penularan penyakit yang dibawa nyamuk itu.
Save The Children berharap kampanye mereka dapat memberi cukup waktu bagi para ilmuwan untuk menambah dana untuk memproduksi vaksin.
Yellow fever atau demam kuning dapat menyebabkan pendarahan dari telinga, mata dan hidung, kegagalan organ, penyakit kuning (hepatitis), dan kematian pada kasus yang paling parah. Penyakit ini dianggap sebagai ancaman sehingga banyak negara di Afrika menolak masuk siapa saja yang belum divaksin.
INDEPENDENT | REUTERS | YON DEMA