TEMPO.CO, Rio de Jeneiro - Prostitusi, termasuk prostitusi anak, menjamur di sekitar Kota Rio de Janeiro, Brasil, yang menjadi pusat kegiatan Olimpiade 2016.
Di kawasan prostitusi tertua dan terbesar di Rio, Vila Mimosa, sekitar 3.000 wanita prostitusi memberikan layanan kepada pelanggannya. Di sana juga tersedia 70 bar.
Daftar sejumlah jenis layanan seks ditawarkan dengan harga diskon. Selain untuk menarik lebih banyak pelanggan, diskon ini disebabkan oleh resesi ekonomi yang saat ini menimpa Brasil.
Harga diskon ternyata tak sesuai dengan perkirakan para wanita prostitusi. Para pelanggan memilih menjauh karena khawatir menjadi korban perampokan.
Kriminalitas di Kota Rio semakin meningkat akhir-akhir ini. Sekitar 2.000 orang tewas dibunuh dalam tujuh bulan pertama tahun ini.
Tatiana, seorang pekerja seks di Vila Mimosa, menuturkan bahwa cara mudah mencari uang adalah dengan memasuki dunia prostitusi. Suaminya tidak mengetahui dirinya berprofesi sebagai pekerja seks. "Dia mengira saya manajer bar," ujar Tatiana yang menyasar pria asal Inggris. "Saya dengar mereka suka wanita Brasil, seksi."
Juliana menawarkan layanan seks dengan menggunakan Facebook dan Tinder. Targetnya adalah pria-pria Barat. "Ini ambisi seluruh wanita di sini, untuk bersama atlet Olimpiade," ujar Juliana.
Olimpiade Rio, menurut Juliana, tidak hanya sebagai peluang bertemu orang-orang dan uang, tapi mungkin juga meninggalkan kehidupannya sebagai penjaja seks.
Sasaran kejahatan prostitusi tak hanya wanita dewasa, tapi juga anak-anak. Mereka diculik dari rumah mereka yang berada di luar Kota Rio. Anak-anak itu hidup dalam kemiskinan, tidak bersekolah, dan korban kekerasan orang tua. Kemudian mereka diperjualbelikan kepada orang-orang yang ingin berhubungan seks dengan anak-anak.
Ironisnya, menurut Matt Roper, warga Inggris yang mendirikan lembaga Meninadanca untuk membantu anak-anak korban prostitusi, berhubungan seks dengan anak-anak usia 12 tahun di Brasil tidak dipandang sebagai kejahatan paedofilia, pemerkosaan, atau kejahatan.
MIRROR | DAILY MAIL | HUFFINGTON POST | MARIA RITA