TEMPO.CO, Washington - Pemerintah Amerika Serikat mengkritik pernyataan juru bicara Presiden Joko Widodo yang menyebutkan bahwa 'tidak ada ruang' untuk komunitas gay di negara dengan penduduk Islam paling banyak di dunia itu.
"Kami mendesak Indonesia, yang bangga dengan keragaman dan toleransi, untuk menghormati dan menegakkan hak-hak dan standar internasional dengan memastikan hak dan perlindungan yang adil kepada semua rakyatnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Elizabeth Trudeau, Kamis, 11 Agustus 2016,
Pernyataan Elizabeth menanggapi lontaran juru bicara kepresidenan Indonesia, Johan Budi SP, yang menyebutkan bahwa negara RI memang berkewajiban penuh melindungi setiap warga negara tanpa memandang orientasi seksualnya, tetapi tidak ada ruang di Indonesia untuk proliferasi komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).
Dalam kesempatan tersebut, Trudeau juga menambahkan bahwa Washington akan terus memantau langkah-langkah yang diambil Indonesia, yang mungkin akan membatasi kebebasan berekspresi bagi komunitas LGBT.
"Washington memantau secara dekat laporan dan tindakan yang mungkin diambil Indonesia yang akan membatasi kebebasan berekspresi dari kaum LGBT," kata Trudeau.
Sementara itu, Human Right Watch menemukan dalam waktu dua bulan awal tahun ini, komunitas LGBT terus ditekan menyusul kecaman menteri, kelompok agama dan organisasi Islam berpengaruh, termasuk seruan untuk melarang mereka dari kampus universitas.
SBS | NDTV | YON DEMA