TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Beragam kopi Indonesia dari barat hingga timur wilayah Indonesia diperkenalkan di Malaysia. KBRI Kuala Lumpur menyelenggarakan kegiatan “the 1st Indonesia Coffee Festival” di Hotel JW Marriot, Kuala Lumpur, Malaysia.
“Indonesia Coffee Festival yang pertama ini adalah usaha kita untuk memperkenalkan kopi Indonesia yang beragam kepada masyarakat Malaysia dan korps diplomatik,” kata Duta Besar RI Herman Prayitno. “Setiap wilayah Indonesia memiliki kekhasan rasa dan budaya dalam menikmati kopi,” tambah dia lewat rilis yang diterima Tempo, Jumat, 12 Agustus 2016.
Keunikan kopi Indonesia menjadi daya tarik penikmat kopi, pelaku usaha dan masyarakat Malaysia untuk mencobanya alias “icip-icip”. Jenis-jenis kopi yang diperkenalkan antara lain kopi Gayo dari Aceh, kopi Malabar dari Jawa Barat, Kopi Bali dan Kopi Toraja dari Sulawesi, serta Kopi Flores dari Nusa Tenggara Timur dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu.
Atase Perdagangan KBRI Kuala Lumpur Puntodewi mengharapkan agar event ini dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat dunia khususnya Malaysia terhadap kopi Indonesia. Selain acara icip-icip, keanekaragaman kopi Indonesia dipaparkan dalam talk show oleh Wakil Dewan Pembina Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), Delima dan Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), Syrifuddin.
Event ini menampikan penayangan film Filosopi Kopi dan atraksi barista Indonesia. Para barista Indonesia yang hadir merupakan barista yang telah berpretasi di tingkat regional maupun global.
Mereka antara lain, Adi Taroepratjeka merupakan instruktur key grader yang pertama di Asia Tenggara sekaligus juri pada Indonesia Barista Competition(IBC). Lalu, Hageng Pribadi, pemenang Indonesia Cup Taster Championship (ICTC) 2015 dan mewakili Indonesia pada World Cup Taster Championship 2016 di Shanghai China. Ada pula Yoshua Tanu merupakan 15 belas terbaik barista pada World Barista Championship 2016.
Pembukaan festival dihadiri sekitar seratus tamu di antaranya para duta besar dan diplomat dari negara sahabat seperti Bolivia, Azerbaijan, Republik Guinea, Laos, dan Argentina.
Festival sendiri digelar di area komersial premium, Jalan Bukit Bintang Kuala Lumpur yang dipenuhi oleh pelancong mancanegara dan Malaysia. Melalui publikasi media digital di kereta api KLIA express bandara Kuala Lumpur International, e-crawler di sekitar Bukit Bintang, event ini diharapkan bakal dikunjungi 500 pengunjung.
NATALIA SANTI