TEMPO.CO, Manila - Ledakan granat dan tembakan mengguncang Penjara Paranaque City, Filipina, Kamis sore, 11 Agustus 2016. Sepuluh penjahat penting tewas dalam insiden itu. Delapan di antaranya penjahat narkotik dengan dua orang berasal dari Cina. Dua lagi narapidana kasus perampokan dan pembunuhan. Sipir penjara, Gerald Bantag, luka-luka.
Juru bicara Biro Manajemen Penjara dan Penologi (BJMP), Inspektur Senior Xavier Solda, mengatakan tembakan dan ledakan terdengar dari ruang kantor Bantag pukul 20.20, Kamis waktu setempat. "Dalam penyelidikan awal, kami memastikan ada ledakan di dalam penjara, penyebab ledakan masih diselidiki," kata Solda.
Polisi memeriksa laporan, sebelum ledakan, para tahanan bertemu penjaga untuk membicarakan keinginan mereka dipindahkan ke fasilitas lain. Penyelidikan juga tengah memeriksa apakah ledakan itu bagian dari upaya para narapidana untuk kabur. Mereka masih menunggu waktu untuk berbicara dengan sipir yang terluka akibat kerusuhan itu.
Adapun Kepala Polisi Jose Carumba mengatakan Bantag, si sipir, sedang berada di kamar mandi yang bersebelahan dengan ruangannya saat mendengar keributan antarnarapidana di ruang tunggu. Situs berita Filipina, Inquirer.net, melaporkan bahwa Bantag mendengar suara tembakan kemudian membalas tembakan ke arah tahanan.
Bantag dilaporkan berusaha keluar dari ruangannya. Lalu terdengar suara ledakan granat. Polisi masih menyelidiki bagaimana para napi mendapat senapan otomatis yang digunakan untuk menembaki Bantag. Juga belum jelas apakah tahanan yang tewas akibat ledakan granat ataukah karena tembakan.
USA TODAY | YON DEMA
Baca Juga
Julia Perez: Sedih Ayu Ting Ting Digituin
Palestina Raib dari Google Maps, Ini Jawaban Google