TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria ditembak mati oleh polisi Kanada di Provinsi Ontario setelah disangka akan melakukan serangan besar di pusat perkotaan Kanada. Keterangan tersebut disampaikan polisi nasional Kanada kepada media, Kamis, 11 Agustus 2016.
Kepolisian Nasional Kanada (RCMP) menerangkan, mereka mendapatkan informasi dari Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI) pada Rabu, 10 Agustus 2016, yang menyebutkan bahwa ada seseorang sedang merencanakan serangan di pusat perkotaan Kanada dalam waktu 72 jam. "Serangan itu akan berlangsung pada pagi atau petang hari," ujar kepolisian.
Selanjutnya, RCMP mengidentifikasi seseorang bernama Aaron Driver, 24 tahun, seorang pria tinggal di selatan Ontario, yang selama ini dituding oleh otoritas Kanada sebagai simpatisan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Driver tewas setelah dibedil di dekat kediamannya di Strathroy, Ontario. Menurut RCMP, dia menyimpan bahan peledak buatan tangan di bagasi taksi sebelum tewas ditembak. "Pengemudi taksi luka ringan, sedangkan tersangka tewas ditembak polisi," kata perwira polisi Jennifer Strachan dalam acara jumpa pers di Ottawa, Kamis.
Sementara itu, rekaman video yang diperlihatkan FBI pada konferensi pers itu menunjukkan seorang pria menutup seluruh wajahnya dengan penutup wajah dan mengancam menumpahkan darah warga Kanada. "Oh Kanada. Kalian telah banyak menerima peringatan. Anda berkali-kali menyatakan akan memerangi ISIS," kata pria tersebut di dalam video.
Otoritas Kanada menuding Driver memberikan dukungan kepada ISIS melalui media sosial. Dalam jumpa pers tersebut polisi mengatakan, dia juga menggunakan nama alias Harun Abdurahman.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN