TEMPO.CO, Bangkok - Akibat terlalu gembira karena cucunya menyabet medali pertama bagi negerinya, seorang nenek akhirnya meninggal dunia.
Sinphet Kuraithong, atlet asal Thailand pada Olimpiade Rio 2016 merupakan atlet pria pertama yang mempersembahkan medali bagi negaranya. Lewat cabang olahraga angkat besi, Sinphet berhasil menyabet medali perunggu, Minggu 7 Agustus 2016.
Namun kegembiraannya tidak berlangsung lama, karena dia mendengar kabar duka dari kampung halamannya di Surin, Thailand. Karena terlalu gembira dalam perayaan kemenangan Sinphet, sang nenek ambruk dan meninggal dunia.
Kisah tersebut bermula saat puluhan penduduk berkumpul di depan televisi di rumah keluarga Sinphet di Ban Phon Muang untuk memberi dukungan kepada jagoan angkat besi mereka yang bertanding beberapa waktu lalu.
Ayahnya, Thongdam, 56 tahun, ibunya, Chan, 48 tahun, serta neneknya, Subin Khongthap, 82 tahun, turut hadir guna memberi dukungan.
Saking semangat dan gembira melihat hasil akhir pertandingan tersebut, dimana cucunya berhasil berada di peringkat ketiga dalam kategori 56 kilogram untuk mendapatkan perunggu, Subin tiba-tiba langsung pingsan.
Subin sadar sekitar lima menit kemudian dan langsung dilarikan ke rumah sakit tetapi dikonfirmasi meninggal dunia sejam setelahnya.
"Asumsi awal dia meninggal karena serangan jantung, tapi kami harus menunggu hasil rumah sakit," kata polisi Surin, Somwang Prangprakoan. "Saya tidak yakin apakah dia terlalu gembira, ataukah memang sudah sakit."
Subin tampak antusias dengan pertandingan cucunya. "Saya menyoraki dia, hantam hantam!" kata Subin sebelum pertandingan. "Saya merindukan cucu saya dan ingin dia berhasil. Dia melakukan ini bagi negara untuk membawa medali emas."
Sinphet, 22 tahun, berhasil mengangkat berat keseluruhan 289 kilogram di belakang peserta dari China, Long Qingquan dan Om Yun Chol dari Korea Selatan.
Ketika di wawancara wartawan, Sinphet mengatakan, dia berencana merayakan keberhasilannya itu bersama warga desa selama tiga hari tiga malam. Dia masih belum menerima berita tentang kematian neneknya ketika diwawancara.
TELEGRAPH| BANGKOK POST | YON DEMA