TEMPO.CO, Manila - Empat anggota kelompok kriminal Abu Sayyaf tewas setelah bertempur dengan pejuang Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) pada Selasa, 9 Agustus 2016, pagi di Sulu, wilayah selatan Filipina.
Seperti yang dilansir Inquirer pada 9 Agustus 2016, bentrokan terjadi di Pulau Jolo ketika negosiasi berkelanjutan antara Abu Sayyaf dan MNLF untuk membebaskan sandera. Tim MNLF, yang dipimpin Nur Misuari, sebelumnya telah dipuji karena berhasil membebaskan 14 warga Indonesia beberapa waktu lalu.
Juru bicara militer Mindanao Barat, Mayor Felimon Tan, mengatakan asisten komandan Abu Sayyaf, Alhabsy Misaya, bertempur dengan pejuang MNLF di Kota Kalingalang Caluang, lokasi sejumlah tawanan ditempatkan.
Mayat empat milisi Abu Sayyaf kemudian dibawa ke perkampungan Punjungan untuk diserahkan kepada keluarga masing-masing. Empat anggota Abu Sayyaf yang tewas termasuk Jennor Lahab alias Jim Naga, seorang pengikut Misaya dan dikatakan terlibat dalam penculikan 10 orang Indonesia pada Maret lalu.
Pertempuran tersebut terjadi beberapa hari setelah Presiden Filipina Rodrigo Duterte memerintahkan pasukannya membasmi Abu Sayyaf hingga tidak ada yang tersisa.
Duterte juga telah dijadwalkan akan bertemu dengan Nur Misuari pada 12 Agustus mendatang ketika melakukan kunjungan keduanya ke wilayah Basilan sejak menjabat presiden.
Terakhir kali Duterte mengunjungi daerah itu adalah 21 Juli lalu untuk mendengarkan pengarahan dari tentara terkait dengan situasi pertempuran dengan Abu Sayyaf di daerah tersebut.
Sejak 1991, Abu Sayyaf telah melakukan pengeboman, penculikan, pembunuhan, dan pemerasan di Filipina.
INQUIRER | GMA NEWS | YON DEMA