TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Suriah mengirimkan ribuan pasukan pemukul dibantu milisi bersenjata ke Aleppo setelah pemberontak memutus jalur suplai yang dikuasai pasukan pemerintah dua hari sebelumnya.
Kelompok bersenjata Syiah Libanon, Hizbullah, dan pemerintah, menurut organisasi pemantau hak asasi manusia, Syrian Observatory for Human Rights, telah memobilisasi lebih dari 3.000 pasukan dan milisi untuk menguasai kembali kawasan yang dikepung pemberontak.
"Ratusan pejuang oposisi juga telah tiba di Aleppo dari provinsi tetangga Idlib untuk membantu perang melawan pemerintah," kata Rami Abdel Rahman, pemimpin Observatory.
Kantor berita milik pemerintah Suriah, SANA, mengatakan sejumlah jet tempur pemerintah melancarkan serangan intensif terhadap posisi kaum teroris di selatan Aleppo. Gempuran udara itu juga dimaksudkan untuk meredam kemajuan pemberontak untuk menguasai jalur suplai ke Aleppo barat.
Gubernur Aleppo Mohammed Marwan al-Qulabi mengatakan kepada SANA, semua kebutuhan pokok dan bahan bakar minyak masih tersedia di sana. "Puluhan truk tangki minyak masih bisa masuk ke Kota Aleppo, Senin, 8 Agustus 2016," ujarnya.
ALJAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN